Gallusia Marhaeny Nur Isty
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penerapan Ekonomi Sirkular melalui Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Zero Waste untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Desa Sendangtirto, Berbah, Kabupaten Sleman Yogyakarta Ajat Sudrajat; Djaelani Susanto; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 3 No 1 (2025): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v3i1.1238

Abstract

Background: The circular economy is one of the best ways to implement an integrated agricultural system based on zero waste to increase food security. This service aims to provide knowledge to the community about the concept of circular economy by utilizing household waste, as a feed material for maggots which later can be used as high-protein feed materials for laying hens and is expected to produce high-omega egg production in Sendangtirto Village, Berbah, Sleman Regency, D.I. Yogyakarta. Methods: This study will be conducted from October 12 to November 6, 2023. This service has been carried out and attended by 20 participants. The implementation method is by providing education and practice directly. The implementation stage began with the distribution of a pre-test questionnaire before the activity, the presentation of material on the introduction of circular economy and integrated agriculture (maggot and laying hen cultivation), the distribution of post test questionnaires to participants and ended with a question and answer session for participants and resource persons. Results: Furthermore, the introduction of feed in the form of household waste and maggots, which can be given with the potential availability in the area. The results of the service show that community knowledge has increased based on post tests and direct practice, so it is hoped that with this education, the people of Sendangtirto Village can utilize waste optimally and can be one of the solutions for processing waste into good feed ingredients to produce omega-rich chicken eggs. Conclusion: It was concluded that the community's knowledge increased, gaining skills in Black Soldier Fly (BSF) maggot cultivation and laying hen cultivation.
Daging Rusa sebagai Pangan Konvensional: Studi Kasus Konsumsi di Papua Barat dan Implikasinya terhadap Konservasi Bangkit Zaidaan Fadlullah; Sritiasni; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 3 No 2 (2025): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v3i2.1474

Abstract

Latar Belakang: Pemanfaatan daging rusa masih menjadi kontroversi di Indonesia dikarenakan jumlah ternak rusa sudah masuk kedalam hewan dilindungi tetapi diwilayah timur termasuk Papua Barat perburuan rusa masih banyak ditemui. Tanpa dilakukannya domestifikasikan ternak rusa menjadi semakin sedikit setiap tahunnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah daging rusa dapat menjadi pangan konvensional dan pengaruhnya terhadap peraturan pemerintah. Sehingga dapat diketahu apakah peredaraan daging rusa di wilayah Papua Barat diperbolehkan oleh pemerintah dan bagaimana pandangan pemerintah bila rusa di domestifikasikan Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data wawancara, kuisoner dan Focus Group Discusion (FGD) yang dilanjut dengan analisis SWOT dengan beberapa tahapan.Jumlah populasi mencapai 22 orang dan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Hasil: Hasil penelitian mendapatkan bahwa rusa di Pulau Papua termasuk kedalam satwa buru, dengan penjualan rusa yang cukup luas dikarenakan harganya yang dibawah pasar serta kurangnya ketersediaan daging rusa dipasaran, dikarenakan banyaknya pertambangan dan pembangunan rumah. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa konsumsi daging rusa di Papua Barat dipengaruhi oleh ketersediaan alami, nilai gizi tinggi, dan budaya lokal. Daging rusa memiliki potensi menjadi pangan nasional melalui pengembangan penangkaran yang didukung kebijakan pemerintah dan permintaan pasar. Strategi analisis SWOT agar dapat mencapai hal tersebut yaitu menggunakan strategi pertumbuhan (Growth Strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam pembudidayaan dan kandungan gizi. Hal ini dapat dicapai dengan cara membuka peluang pasar baru secara nasional dan mendapat bantuan regulasi dari pemerintah. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa daging rusa berpotensi menjadi sumber pangan alternatif yang legal dan bernilai gizi tinggi di Papua Barat, namun pengelolaannya memerlukan regulasi yang jelas dan dukungan terhadap penangkaran agar menjaga kelestarian populasi rusa liar.
Skala Usaha dan Karakteristik Peternak Kambing Perah Rakyat yang Dipelihara Secara Intensif di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Ajat Sudrajat; Maria Ermelinda Bhoki; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 1 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i1.814

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skala usaha dan karakteristik peternak kambing perah di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Penelitian ini masih jarang dilakukan di Kecamatan Turi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi untuk memecahkan permasalahan peternak kambing perah. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober sampai 30 November 2023. Materi penelitian adalah peternak kambing perah yang memiliki pengalaman beternak lebih dari 2 tahun sebanyak 55 peternak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Variabel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman beternak, pekerjaan, tujuan beternak dan skala usaha peternakan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur peternak 45 tahun, rata-rata lama berternak 12 tahun, tingkat pendidikan peternak tamatan SD 16,4%, SMP 3,6%, SMA/SMK 80,0%, rata-rata jumlah anggota keluarga 4,5 orang, pekerjaan utama peternak sebagai buruh sebanyak 1,8%, petani 40,0%, wiraswasta 5,5%, pegawai swasta 9,1%, dan sebagai peternak 43,6%, tujuan beternak sebagian besar hanya untuk usaha sampingan sebanyak 60,0%, untuk usaha pokok sebanyak 40,0%, dan skala kepemilikan ternak terbagi menjadi tiga yakni skala kecil < 30 ekor sebanyak 60%, skala mengegah 30-60 ekor sebanyak 38,2%dan skala besar >60 sebanyak 1,8%. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa skala usaha kambing perah di peternakan rakyat Kecamatan Turi mayoritas <30 ekor, dengan rerata umur 45 tahun, memiliki pengalaman rata-rata 12 tahun, mayoritas memiliki pendidikan sekolah menengah atas/kejuruan, serta mayoritas peternak mengusahakan kambing perah sebagai usaha sampingan.
Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Kambing Kacang di Kampung Aimasi Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Sherly Nuryuhana; Nani Zurahmah; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 2 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i2.941

Abstract

Latar belakang: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang perawatan kambing kacang yang benar dan untuk mengetahui apakah peternak telah menerapkan praktik manajemen yang efektif dalam beternak kambing. Metode: Penelitian dilakukan selama tiga bulan di Kampung Aimasi, Distrik Aimasi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, pada bulan Maret hingga Mei 2024. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan sumber data primer dan sekunder. Ada dua puluh ekor kambing kacang di kampung aimasi tersebut. Sampel berjumlah enam belas orang peternak kambing kacang diperoleh dengan menerapkan rumus Slovin dengan margin of error 10%. Jenis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil instrumen wawancara yang diungkapkan secara lisan. Faktor penelitian meliputi limbah, peternakan, pakan, bibit, dan kesehatan dalam kaitannya dengan manajemen pemeliharaan kambing kacang. Hasil: Temuan studi ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan intensif yang digunakan dalam konteks ini selalu terkendali dan tidak terekspos. Penting untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal ketika memilih benih untuk ditanam. 10% dari berat badan hewan harus diberi makan dengan benar. Peternak dapat lebih mudah merawat dan membersihkan kandang dengan kandang panggung yang kokoh. Kambing yang menderita kembung sering kali menunjukkan gejala rasa lapar yang menurun, hewan yang gelisah, dan perut bagian kiri yang menggembung. Agar mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat ketika dimanfaatkan, limbah ternak perlu diolah terlebih dahulu. Kesimpulan: Mulai dari bibit, pakan, tempat berlindung, kesehatan hingga limbah, dipastikan bahwa peternak telah menerapkan manajemen pemeliharaan kambing yang tepat. Faktor-faktor seperti jumlah pendidikan, jumlah hewan yang dimiliki, dan lamanya beternak juga dapat berdampak pada pengelolaan peternakan kambing.
Analisis Ekonomi Peternakan Kambing di Kampung Aimasi Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Selvia Indra Sari; Nani Zurahmah; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 2 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i2.942

Abstract

Latar belakang: Di Kampung Aimasi, distrik Aimasi, Kabupaten Manokwari, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi keuntungan usaha serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi peternakan kambing. Metode: Penelitian dilakukan di Desa Aimasi, Kecamatan Aimasi, selama tiga bulan, yaitu pada bulan Maret hingga Mei 2024. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Terdapat tiga puluh peternak kambing dalam populasi tersebut. Diperlukan sampel sebanyak dua puluh tiga, dan sampel ini ditemukan menggunakan rumus Slovin dengan margin kesalahan 10%. Analisis kuantitatif dengan metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang diungkapkan secara lisan dengan menggunakan analisis keuntungan yang ditinjau dari biaya tetap, biaya variabel, pendapatan, Revenue Cost Ratio (R/C), Break Event Point (BEP), dan Biaya Produksi merupakan teknik analisis data yang digunakan. dalam penelitian ini. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R/C sebesar 3,8 dan 3,0 tergantung pada jumlah ternak yang dimiliki; nilai BEP Rupiah >10 ekor Rp54.865.789 dan <10 ekor Rp59.910.919; nilai HPP >10 ekor Rp. 384.466.825 dan <10 ekor Rp 932.442.529. Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan analisis keuangan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan Desa Aimasi layak untuk dikembangkan karena nilai yang dihasilkan melebihi biaya produksi. Temuan ini menunjukkan bagaimana sifat-sifat peternak mempunyai dampak yang signifikan terhadap bisnis yang dijalankan. Secara khusus, hal ini menunjukkan bagaimana proses produksi berkorelasi kuat dengan faktor usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani.
Nilai Ekonomis Pakan Kelinci dari Limbah Pertanian Berbasis Hay Multinutrient Waffle Lutfiaji Syaefullah, Bangkit; Muhammad Fachry Hidayat; Susan Carolina Labatar; Okti Widayati; Gallusia Marhaeny Nur Isty
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 2 No 2 (2024): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v2i2.1066

Abstract

Latar belakang: Limbah pertanian memiliki potensi yang baik untuk dijadikan pakan ternak kelinci. Karena beberapa limbah pertanian masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagus, sehingga bagus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak kelinci. Metode: Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dan menggunakan 4 parameter penelitian, yaitu, BEP Produksi, BEP harga, R/C, dan Rentabilitas rasio. Hasil: Hasil dari BEP produksi P1, P2, P3, berturut-turut 5,64, 5,66, 5,67. BEP produksi yang paling menguntungkan terdapat pada P1 dengan berat 5,64 kg. Hasil dari BEP harga P1, P2, P3, berturut turut Rp. 4.702, Rp. 4.713, Rp. 4.726. BEP harga yang paling menguntungkan terdapat pada P1 dengan harga Rp. 4.702. Hasil dari R/C rasio P1, P2, P3, berturut-turut 3,77, 3,74, 3,71. Nilai R/C rasio paling layak diusahakan terdapat pada P1 yaitu 3,77. Hasil Rentabilitas P1, P2, P3 berturut-turut 2,77, 2,74, 2,71. Nilai Rentabilitas paling layak diusahakan terdapat pada P1 yaitu 2,77. Dari 3 percobaan analisis ekonomi hay multinutrient waffle, menunjukan semua percobaan menguntungkan dan layak diusahakan, namun dari 3 komposisi percobaan, ada percobaan yang paling ekonomis yaitu terdapat di P1 karena BEP produksi menunjukan produksi paling rendah yaitu 5,64 kg, kemudian untuk BEP harga mempunyai nominal harga lebih rendah dari percobaan lainnya yaitu Rp.4.702/kg, sehingga lebih cepat untuk mencapai titik impas, kemudian mempunyai nilai R/C rasio 3,77 maka usaha tersebut layak di usahakan, dan Rentabilitas memiliki nilai 2,77 sehingga layak untuk diusahakan. Kesimpulan: Penggunaan limbah pertanian kacang tanah bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan baku pembuatan pakan hay.