Kabupaten Ponorogo, yang terletak di pantai selatan Jawa dan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan di selatan, sering mengalami gempa bumi karena berada dekat dengan zona aktif subduksi antar lempeng, ialah Lempeng Eurasia didorong ke utara oleh Lempeng Indo-Australia dengan kecepatan 50 hingga 70 mm/tahun. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko gempa di wilayah Ponorogo. Penelitian ini menekankan pengembangan sistem isolasi dasar FPS sebagai solusi efektif untuk mengurangi dampak gempa. FPS dipilih karena kemampuannya dalam mengurangi gaya gempa, kerusakan struktural, dan top drift. Selain itu, FPS dinilai lebih baik dibandingkan dengan LRB dan HDRB, terutama saat terjadi gempa dekat. Tujuan utama penelitian adalah membandingkan perilaku struktur Monumen dan Museum Reog Ponorogo yang saat ini memanfaatkan sistem ganda SRPMK+SDSK dengan struktur alternatif SRPMK+isolator dasar FPS. Struktur alternatif ini mengganti dinding geser dengan kolom dan balok yang disesuaikan dengan dimensi lantai yang sama. Analisis memanfaatkan metode respons spektrum dengan program ETABS yang memperlihatkan hasil bahwa periode struktur alternatif meningkat 2,47 kali lipat (arah x) dan 2,17 kali lipat (arah y) dibandingkan dengan struktur eksisting. Selain itu, gaya geser struktur alternatif berkurang 46,79% dibandingkan dengan struktur eksisting, sementara simpangan antar lantai menurun secara signifikan, rata-rata 51,52% (arah x) dan 40,76% (arah y). Spesifikasi FPS yang dipergunakan adalah FIP-D M 1750/800 (3700), menegaskan efektivitasnya dalam meningkatkan ketahanan struktural terhadap gempa di wilayah rawan seperti Ponorogo.