Tekanan Sosial berdampak buruk pada kesehatan mental siswa jika ia tidak terampil meregulasi emosi. Kasus bullying di kalangan siswa merupakan cerminan regulasi emosi yang buruk. Pembelajaran sosial emosional (PSE) menjadi penting untuk mengantarkan siswa kepada kemampuan meregulasi emosi. Dengan PSE siswa dapat mengidentifikasi apa yang ada dalam dirinya, bersikap empati, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab serta dapat memelihara hubungan sosial dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman guru dalam menerapkan PSE di sekolah Islam termasuk internalisasi nilai-nilai Islam di dalamnya, serta kendala yang dihadapi saat melaksanakannya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumen refleksi guru. Penelitian menunjukkan guru telah mengimplemntasikan PSE dengan beragam teknik, refleksi yang dilakukan guru menjadi proses krusial untuk menjembatani teori PSE dan praktik nyata, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai Islam, guru yang secara konsisten merefleksikan praktik PSE dan menginternalisasi nilai-nilai Islam menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam menciptakan lingkungan belajara yang aman, suportif, dan empati. Tantangan utama yang ditemukan adalah wawasan guru tentang PSE belum mendalam, kurangnya konsistensi guru untuk melaksanakan PSE secara berkelanjutan dan kurangnya waktu serta dukungan dari sekolah untuk kegiatan refleksi secara mendalam. Penelitian menyimpulkan bahwa diperlukan program pengembangan profesional berkelanjutan dengan fokus pada keterampilan refleksi dan integrasi nilai-nilai Islam. Sekolah perlu menyediakan ruang dan waktu yang terstruktur bagi guru untuk berkolaborasi merancang, melaksanakan, dan merefleksi pembelajaran PSE dan internalisasi nilai-nilai Islam.