Penelitian ini mengkaji tantangan demografis yang dihadapi Indonesia terkait penuaan populasi, yang diperkirakan akan meningkat signifikan dari 25 juta lansia pada tahun 2019 menjadi 80 juta pada tahun 2050. Dengan meningkatnya persentase lansia, terdapat kebutuhan mendesak untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan sosial yang mendukung kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengeksplorasi interaksi antara agen, seperti penyuluh dan kader Bina Keluarga Lansia (BKL), dengan struktur yang ada dalam mendukung implementasi program BKL di Kota Padang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, melibatkan informan pelaku dan pengamat untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif. Analisis data mengikuti model Miles dan Huberman, yang mencakup kodifikasi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai efektivitas program BKL dan tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas hidup lansia di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kebijakan yang lebih baik dalam mendukung populasi lansia yang terus berkembang, meskipun program BKL telah dilaksanakan, masih terdapat kendala dalam partisipasi masyarakat dan pemahaman tentang manfaat program. Keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam mendukung lansia sangat penting untuk keberhasilan program ini. Kesimpulannya, sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas program BKL dan memastikan kesejahteraan lansia yang berkelanjutan di Indonesia. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan sosialisasi dan edukasi mengenai program BKL untuk mendorong partisipasi aktif dari semua pihak terkai