Stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dengan hipertensi sebagai faktor risiko utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap dengan stroke non-hemoragik di RSUD RA Kartini Jepara. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif non-eksperimental dengan pendekatan kohort retrospektif, berdasarkan data rekam medis pasien tahun 2024. Analisis meliputi karakteristik pasien, pola penggunaan antihipertensi, rata-rata lama rawat inap (AVLOS), durasi pengobatan, komorbiditas, dan penurunan tekanan darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebanyak 32 pasien dianalisis, mayoritas berusia 50–59 tahun (50%) dan berjenis kelamin laki-laki (59,38%). Terapi paling umum adalah kombinasi Amlodipine dan Candesartan (22,22%). AVLOS tertinggi ditemukan pada kombinasi ARB + beta blocker (11 hari), sementara durasi pengobatan terlama terdapat pada Furosemid tunggal (6 hari). Komorbid terbanyak adalah hiperlipidemia (28,89%) dan diabetes melitus tipe 2 (20%). Penurunan tekanan darah tertinggi dicapai oleh Nicardipine tunggal (45/49 mmHg) dan kombinasi beta blocker + CCB (45/39 mmHg). Meskipun secara klinis terdapat variasi efektivitas antar regimen, uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p 0,05). Hasil data dapat disimpulkan bahwa kombinasi ARB + CCB merupakan regimen yang paling banyak digunakan dengan efektivitas yang baik secara klinis. Usia menunjukkan hubungan signifikan terhadap kejadian stroke, sementara variabel lain tidak signifikan secara statistik