Sampel yang hemolisis akan berpengaruh terhadap kesalahan pra-analitik di banyak laboratorium. Menurut Clinical Laboratory and Standards Institute (CLSI),pedoman pengujian untuk Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) sampel hemolisis tidak boleh digunakan untuk dilakukan pemeriksaan karena adanya potensi aktivasi faktor pembekuan dan gangguan pada akhir titik pengukuran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) dengan menggunakan sampel darah non hemolisis dan hemolisis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat Eksperimen Semu (Quasi Eksperimental Design). Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desaign yaitu desain yang melakukan pengukuran pada kelompok yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 sampel darah dengan antikoagulan natrium sitrat yang diberi perlakuan non hemolisis, hemolisis rigan dan dan hemolisis sedang sebanyak total 39 perlakuan. Analisis normalitas data menggunakan Shapiro wilk. Uji T test berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan sampel non hemolisis dan hemolisis. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata nilai Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) sampel Non Hemolisis dengan nilai 30 detik, sampel hemolisis ringan 20,7 detik, dan sampel hemolisis sedang 20,5 detik. Pada hasil uji univariat didapatkan hasil memendek pada sampel hemolisis ringan dan hemolisis sedang. Pada hasil uji bivariat didapatkan hasil terdistribusi normal dan pada uji T test berpasangan didapatkan adanya perbedaan nilai Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) pada sampel hemolisis dan non hemolisis dengan p value < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan pada sampel non hemolisis dan hemolisis terhadap hasil nilai Activated Partial Thromboplastin Time (APTT).