Analisis hidrolika terhadap Sungai Basi 6 menunjukkan bahwa muka air banjir pada debit rencana Q100 tahun hampir menyentuh lantai jembatan eksisting. Pada tahun 2025, kejadian banjir besar mengakibatkan tinggi muka air mencapai elevasi dasar (bottom) jembatan, menimbulkan risiko serius terhadap struktur jembatan yang telah berusia puluhan tahun. Jembatan ini berada tepat pada tikungan tajam alur sungai, sehingga sisi luar belokan menerima tekanan aliran terbesar. Hal tersebut menyebabkan aliran menghantam langsung abutment dan memicu terjadinya gerusan (scouring) yang berpotensi melemahkan fondasi. Kecepatan aliran pada kondisi eksisting tercatat mencapai 4,86 m/s, yang mempercepat proses erosi di sekitar struktur. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan upaya normalisasi alur sungai dengan mengubah geometri menjadi lebih lurus, serta membangun tanggul sepanjang 100 meter di sisi hulu dan hilir jembatan. Langkah ini bertujuan menurunkan kecepatan aliran dan mengurangi potensi gerusan. Selain itu, direncanakan pembangunan bangunan pereduksi kecepatan aliran, terutama di area tikungan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kecepatan aliran dapat ditekan menjadi 2,03 m/s pada kondisi rencana. Perubahan ini menunjukkan penurunan energi aliran secara signifikan dan peningkatan stabilitas di sekitar abutment. Berdasarkan kajian tersebut, direkomendasikan bahwa kombinasi penataan ulang alur sungai, pemasangan bronjong, serta peninggian elevasi jembatan minimal 1,5 meter dari muka air banjir merupakan solusi yang efektif dalam penanganan gerusan dan peningkatan keselamatan jembatan.