Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI KASUS PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA REHABILITASI FASE 1 PASIEN PASCA REKONSTRUKSI ACL DAN MENISCUS REPAIR Rizal, Yose; Marzuki, Toto; Mariza, Amelia Dwi
Journal of Physical Activity and Sports (JPAS) Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : YLPK Mahardhika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53869/jpas.v6i2.355

Abstract

Anterior cruciate ligament (ACL) and meniscus injuries are common knee injuries in athletes that require comprehensive postoperative rehabilitation. This study aimed to determine the effectiveness of a physiotherapy program combining electrotherapy modalities (TENS, NMES, Ultrasound) and muscle contraction exercises during phase 1 rehabilitation after ACL reconstruction and meniscus repair. A case study with a pre- and post-test design was conducted on a 22-year-old male soccer player who underwent physiotherapy for two weeks (June 16–30, 2025) at Fisiohands Clinic, Pekanbaru. Evaluations were performed using the Visual Analog Scale (VAS) for pain, a goniometer for range of motion (ROM), and the Lower Extremity Functional Scale (LEFS) for knee function. The results showed a reduction in resting pain from 6/10 to 3/10 and movement pain from 8/10 to 5/10. Knee ROM improved from S=0°–16°–68° to S=0°–8°–94°, while the LEFS score increased from 27 to 38. In conclusion, the combination of electrotherapy and muscle contraction exercises was effective in reducing pain, improving ROM, and enhancing knee function in the early rehabilitation phase after ACL reconstruction and meniscus repair, although the patient remained in the category of major functional limitations.
MENGITEGRASIKAN PRAKTIK REKAM MEDIS ELEKTRONIK (RME) UNTUK MELINDUNGI TANTANGAN MISFILE DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT “X” DI PEKANBARU Marzuki, Toto; Kiswanto, Kiswanto; Putri, Retno
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.26212

Abstract

Meskipun RME memberikan kemajuan yang signifikan, tantangan muncul ketika terjadi masalah misfile, yang mencakup ketidaksesuaian antara informasi yang dicari dan lokasi penyimpanan data yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi integrasi praktik Rekam Medis Elektronik (RME) sebagai strategi melindungi staf instalasi farmasi dari risiko misfile di Instalasi Farmasi Rumah Sakit "X" di Pekanbaru. Metode penelitian adalah kualitatif eksploratif dengan menggunakan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit "X" di Pekanbaru pada November-Desember 2023. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 15 partisipan terdiri dari staf instalasi farmasi, staf farmasis dan petugas administrasi dan petugas rekam medis. Pemilihan partisipan dilakukan secara purposive sampling. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah panduan wawancara semi-struktur. Pengambilan data dengan metode wawancara mendalam, telusur dokumen dan observasi lapangan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik. Hasil menunjukkan peran krusial dukungan manajemen, sumber daya finansial, dan partisipasi staf dalam keberhasilan implementasi RME, meningkatkan efisiensi dan akurasi data di instalasi farmasi. Meskipun demikian, resistensi staf, keterbatasan infrastruktur teknologi, dan kompleksitas regulasi menjadi hambatan yang perlu diatasi. Temuan ini memberikan pandangan mendalam dan identifikasi faktor pendukung serta hambatan, memberikan landasan bagi manajemen rumah sakit untuk meningkatkan efektivitas sistem. Kesimpulan integrasi RME di insalasi farmasi Rumah Sakit "X" menunjukkan sejumlah faktor positif yang mendukung keberhasilan sistem. Dukungan aktif dari manajemen, sumber daya finansial yang memadai, dan partisipasi staf dalam proses integrasi menjadi kunci penting dalam meningkatkan efektivitas penerapan RME, hambatan-hambatan seperti resistensi terhadap perubahan, ketersediaan infrastruktur teknologi yang kurang memadai dan kompleksitas regulasi tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi.