This Author published in this journals
All Journal PESHUM
Kylian Rusell Jordi Neta
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Internalisasi Ideologi Patriarki pada Karakter Ken dalam Film Barbie (2023) Kylian Rusell Jordi Neta; Amalliah, Amalliah; Cindya Yunita Pratiwi
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 6: Oktober 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i6.11712

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana proses internalisasi ideologi patriarki direpresentasikan dalam karakter laki-laki dalam film Barbie (2023). Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis dan analisis semiotika Roland Barthes, penelitian ini membongkar bagaimana simbol-simbol visual, narasi, dan struktur representasi dalam film berperan dalam membentuk pemahaman ideologis tentang maskulinitas. Karakter Ken dalam film mengalami transformasi dari posisi pasif ke dominan setelah terpapar dengan sistem sosial patriarkal di dunia nyata, yang kemudian ia adopsi dan bawa kembali ke Barbieland. Proses ini merepresentasikan internalisasi nilai patriarki melalui tanda-tanda yang tampak netral, tetapi sebenarnya sarat dengan muatan ideologis. Data diperoleh melalui analisis mendalam terhadap adegan-adegan kunci dalam film serta wawancara dengan dua informan: seorang akademisi komunikasi dan seorang aktivis feminis dari komunitas media digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Barbie, meskipun tampak sebagai kritik terhadap patriarki, justru mereproduksi struktur ideologi tersebut melalui simbol maskulinitas hegemonik. Melalui struktur tanda Barthes denotasi, konotasi, dan mitos ditemukan bahwa ideologi patriarki dalam film bekerja secara halus namun efektif dalam memformat kesadaran gender, baik terhadap karakter maupun penonton. Penelitian ini berkontribusi dalam kajian media dan studi gender dengan menunjukkan bahwa laki-laki dalam media populer tidak hanya digambarkan sebagai pelaku patriarki, tetapi juga sebagai korban dari sistem ideologis yang membentuk mereka. Dengan demikian, film sebagai produk budaya populer tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga agen ideologis yang mereproduksi hegemoni melalui representasi simbolik yang terlihat alami.