Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Christy Angelle Bauman's Theology of the Womb Perspective on Contributing to the Fatherless Phenomenon Bram M, Prionaray; Karusisi, Ester Tadu; Rendi, Yosep
Proskuneo: Journal of Theology Vol 2, No 1 (2025): Proskuneo Journal of Theology
Publisher : STT Transformasi Indonesia Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53674/pjt.v2i1.263

Abstract

Indonesia ranks third in the world as a country experiencing the pressure of the fatherless phenomenon. Indonesia is experiencing a crisis of the presence of a father in the development of children, resulting in the term for Indonesia as a fatherless country. As citizens, believers must also need to reflect on this phenomenon and contribute ideas to the phenomenon of fatherlessness, because of its enormous impact on child development, both biologically and psychologically. The research method used in this study uses a qualitative research method with a literature study approach. The purpose of this study is to correlate the theology of mercy of Christy Angelle Bauman with the phenomenon of fatherlessness, as a very sad condition in Indonesia until now according to data for 2023. In this study, it was found that the theology of Christy Angelle Bauman, emphasizes the task of mercy that is not directed at the biological understanding that must be carried out by mothers only, but also a father and with the aim of breaking out of the patriarchal culture that continues to shackle
Penafsiran Terhadap Galatia 6:2 Berdasarkan Teori Taksonomi Bloom dan Relevansinya Bagi Pendidikan Anak Usia Remaja Bram M, Prionaray
Jurnal Kala Nea Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Immanuel Sintang Kal-Bar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61295/kalanea.v5i1.140

Abstract

This research tries to examine Galatians 6:2 as a teaching advice that is affective teaching. This was then collaborated with the perspective of a psychologist who is involved in observations in the world of education, namely Benjamin Bloom. In the taxonomy, there are three domains of educational concepts, namely the cognitive domain, affective domain and psychomotor domain. What then becomes the core point of focus in this research is the affective domain, as a domain of teaching that shows the implementation of teachings through action. In its relevance to teenagers, as a core teaching material for Christianity, Galatians 6:2 is studied using a historical hermeneutic approach, by providing a transparency of thought regarding how teaching should be accompanied by practice, which is closely related to the realm of affective thought, a flowering taxonomy, as a completeness in education and the subject of education. As the target object are teenagers, remembering how in the order of adolescent development, this is a growth phase which can be the key to the initial foundation in forming a life commitment which must be accompanied by teaching that can be accepted and practiced in the daily lives of teenagers.
Analisis Gramatikal Historis: Memaknai Frasa “Injil Lain” Dalam Surat Galatia 1:6 Bram M, Prionaray; Sule, Marce
Views : Jurnal Teologi dan Biblika Vol. 2 No. 1 (2024): VIEWS: Jurnal Teologi dan Biblika Edisi April 2024
Publisher : Vieka Wahana Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63248/views.v2i1.25

Abstract

Abstract: In this research, we try to look further into the meaning of other gospels in the Apostle Paul's letter to the Galatians, and strengthen it in the current context. In the phrase another gospel in Galatians 1:6, it is certainly an understanding that needs to be known, in order to understand the existence of the deep and profound existence of the gospel and clearly what the meaning of the other gospel meant by the Apostle Paul is. In this research, researchers used qualitative research methods with literature review methods. Through the results of this research, we have reached two final conclusions about the meaning of the phrase another gospel. First, that the meaning of the other gospel that Paul meant was the teachings that Jews demanded from non-Jews who were members of the community of believers in Galatians. Cultural demands and the Torah are the main points of other gospel messages that are different from the teachings of the Apostle Paul. The second thing, is talking about false teachings that caused confusion in the community of believers in Galatia. Judging from the background of Paul sending the letter, it is clear that the condition of the congregation in Galatia was also attacked by false teachings which caused dissension within the Galatian congregation. Abstrak: Dalam penelitian ini, mencoba melihat secara jauh tentang makna injil lain dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, serta implikasinya dengan konteks saat ini. Dalam frasa injil lain di Galatia 1:6, tentu menjadi suatu pemahaman yang perlu diketahui, untuk memahami eksistensi keberadaan injil yang sesungguhnya dan mendalami dengan jelas makna injil lain yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus, seperti apa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode kajian pustaka. Melalui hasil penelitian ini, mendapatkan dua kesimpulan akhir tentang makna dari frasa injil lain, Yang pertama, bahwa maksud dari injil lain yang dimaksudkan oleh Paulus ialah pengajaran-pengajaran yang menjadi tuntutan orang Yahudi kepada non-Yahudi yang tergabung dalam komunitas orang percaya yang ada di Galatia. Tuntutan budaya dan Taurat yang menjadi titik utama berita injil lain yang berbeda dengan pengajaran Rasul Paulus. Hal yang kedua, ialah berbicara mengenai pengajarn-pengajaran yang palsu yang menimbulkan kebingungan dalam komuniatas orang percaya di Galatia. Dilihat dari latar belakang Paulus mengirim surat, bahwa jelas kondisi jemaat di Galatia, juga diserang oleh pengajaran-pengajaran palsu yang menimbulkan pertikaian dalam kalangan jemaat Galatia.
KAJIAN MAKNA INJIL YOHANES 10 DALAM MEREPRESENTASIKAN TANGGUNG JAWAB PENGGEMBALAAN DAN IMPLIKASINYA BAGI GEMBALA Bram M, Prionaray; Rumengan, Immanuel D.; Marampa, Pina; Mentodok, Jeni T.; Tappe, Rahel
Imitatio Christo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Imitatio Christo - Edisi Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Arastamar Grimenawa Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63536/imitatiochristo.v1i2.11

Abstract

Dalam kehidupan gereja, salah satu penunjang dalam keberlangsungan kehidupan umat adalah memiliki pemimpin yang berkarisma. Karisma dianggap sebagai kecakapan dalam memimpin suatu organisasi yang jelas mengarahkan pada capaian tujuan secara bersama. Kemampuan dalam memimpin, tentu menjadi hal yang wajib bagi seorang pemimpin. Dalam konteks gereja, pendeta memiliki peran yang aktif dalam membina dan menjaga umat sebagai representatif kawanan domba Allah, dituntut untuk memiliki kecakapan dalam membina, mengarahkan serta memanfaatkan dalam hal positif untuk perkembangan sumber daya manusia. Seorang pemimpin gereja, diharapkan mampu dalam mengetahui secara jelas akan latar belakang serta landasan alkitabiah dalam menjalankan akan tugas dan tanggung jawab pelayanan. Injil Yohanes 10, menjadi suatu landasan yang langsung secara harafiah memperlihatkan akan sejauh mana seorang gembala (pendeta), meneladani Yesus sebagai sang gembala yang agung. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Melalui tulisan ini, ditemukan pokok-pokok penting, seperti layaknya seorang pemimpin kristiani, dimulai dari bagaimana pemimpin yang beridentitas, memenuhi panggilan, adanya tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan, dan memiliki mental yang baik serta sifat yang rela berkorban.
TEOLOGI TENTANG PEMBERIAN PENDIDIKAN TERHADAP ANAK MENURUT EFESUS 6:1-4 Bram M, Prionaray
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i3.882

Abstract

Dalam penelitian ini, hendak berbicara mengenai landasan orang tua dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk mendidik anak. Seorang orang tua, akan lebih kuat dalam menjalankan akan tanggung jawabnya, bilamana selalu diperlengkapi dan diingatkan bahwa tindakan dalam mendidik anak ialah perintah dari Allah dan memiliki landasan Alkitab. Metode penelitian yang digunakan, ialah metode kajian literatur, yang dalam prakteknya tetap melakukan pendekatan deskriptif pada Efesus 6:1-4. Melalui penelitian ini, akan membawa kesimpulan bilamana tugas dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ialah tugas yang mulia. Dalam kapasitas mendidik anak, tidaklah kemudian serta merta dalam memberikan didikan sesuai dengan keinginan sendiri. Melalui pemahaman Efesus 6:1-4, akan memberikan pandangan bahwa dalam memberikan didikan pada anak, hendaknya berdasar pada apa yang dikehendaki oleh Allah. Dalam memberikan didikan, dibutuhkan strategi pendekatan kepada anak, untuk dapat mendaratkan pengajaran dengan baik, tanpa menimbulkan amarah. Orang tua mendapatkan tuntutan yang bijak, dan juga terus banyak belajar. Hal ini jelas, bahwa melalui pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, maka dalamnya akan memberikan sumbangsi berpikir, untuk sampai pada strategi yang jelas untuk menyajikan ajaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
SIKAP PENDIDIKAN KRISTEN OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAK USIA DINI DI ERA SOCIETY 5.0 Bram M, Prionaray
Journal in Teaching and Education Area Vol. 1 No. 1 (2024): JITERA - Journal in Teaching and Education Area
Publisher : Yayasan Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69673/xveefm72

Abstract

 Perkembangan teknologi pada saat ini, telah menjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat, ditunjang akan bagaimana memasuki dunia era society 5.0. Suatu kesadaran yang mutlak didalamnya bahwa sangat sulit lagi untuk membendung akan pengaruh-pengaruh negatif yang dihasilkan dari penggunaan teknologi tersebut, tanpa memandang akan siapa yang dapat menerimanya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kajian ini hendak melihat, akan bagaimana Alkitab memberi penjelasan yang jelas akan bagaimana pendapat Allah terhadap perkembangan dunia teknologi. Metode penelitian yang digunakan, ialah metode penelitian studi kepustakaan, yang dalamnya akan membantu secara jelas untuk menyajikan konsep persfektif dengan objektif. Dalam konsep hal ini, memberikan suatu hal yang sangat runtut, bahwa Allah memiliki keberkenanan terhadap teknologi, bilamana dipakai untuk kemuliaan nama-Nya. Olehnya, orang tua harus mampu untuk mengawasi anak dari sejak dini dalam penggunaan teknologi, sehingga seorang anak dapat dengan bijak menggunakan teknologi.