Permasalahan pengelolaan sampah organik di kawasan pemukiman padat seperti Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, menjadi isu yang krusial dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengembangan destinasi wisata ramah lingkungan (green tourism). Meskipun desa Tegal Harum memliki potensi alam dan sosial budaya yang tinggi, kurangnya lahan , keterbatasaan pengetahuan masyarakat, dan minimnya partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah organik menjadi hambatan utama dalam mewujutkan lingkungan yang bersih dan sehat. Untuk menjawab tantangan tersebut, dilakukan program pemberdayaan masyarakat berbasis pelatihan dan edukasi pengolahan sampah rumah tangga menjadi produk bernilai guna, yaitu eco-enzyme, yang merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik dengan berbagai manfaat lingkungan. Program ini tidak hanya menitikberatkan pada pengetahuan dan keterampilan teknis dalam pembuatan eco-enzyme, tetapi juga mengintegrasikan prinsip-prinsip partisipatif guna membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri. Melalui peendekatan pelatihan, pendampingan, dan monitoring yang sistematis, kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman warga terhadap pentingnya pemilahan sampah, pemanfaatan limbah organik, serta penguatan nilai-nilai gotong royong sebagai fondasi komunitas hijau yang berdaya. Hasilnya, kegiatan ini telah memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi lokal, serta memperkuat daya tarik Desa Tegal Harum sebagai salah satu model desa wisata hijau yang edukatif di Bali. The issue of organic waste management in densely populated residential areas, such as Tegal Harum Village in West Denpasar, represents a critical challenge within the broader framework of sustainable development and the advancement of environmentally friendly tourism (green tourism). Despite the village’s considerable natural and socio-cultural potential, constraints such as limited land availability, insufficient public knowledge, and low levels of active community participation in organic waste management pose significant barriers to the realization of a clean and healthy living environment. In response to these challenges, a community empowerment program was initiated, emphasizing capacity building through training and education on the processing of household organic waste into value-added products—specifically eco-enzyme, a fermented liquid derived from organic waste that offers multiple environmental benefits. This initiative not only focused on imparting technical knowledge and practical skills related to eco-enzyme production but also incorporated participatory approaches aimed at fostering collective awareness and community responsibility regarding independent waste management. Through a structured methodology encompassing training, mentoring, and systematic monitoring, the program has effectively enhanced residents’ understanding of waste segregation, organic waste utilization, and the reinforcement of mutual cooperation (gotong royong) values as the foundation for a resilient and empowered green community. The outcomes of this initiative have demonstrated positive environmental, social, and economic impacts, while also strengthening the position of Tegal Harum Village as a model of educational green tourism in Bali.