Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Relevance of Laduny Science in The Qur’an: Al-Ghazālī’s Perspective on Acquiring Knowledge in Digital Era Febriani, Ina Salmah; Hidayah, Neli; Alam, Tamimi Setia; Wahyudin, Wahyudin
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol. 22 No. 2 (2023): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v22i2.35715

Abstract

Development of technology may influence the way of individual learning. Many years ago, scholars had a long time to acquisition the knowledge, today’s digital era allows us to get information quickly. Imam Al-Ghazālī said that there are three human abilities to obtain knowledge, including the five senses, ‘aql and heart. The heart is one of the media for acquiring laduny knowledge. Al-Quran specifically mentions lafadz ‘ladun’. Lafadz ladun is mentioned 18 times in the Al-Quran with various derivations. The 18 times of lafadz ladun, only on Qs. Al-Kahfi/65 lafadz ladun with ‘ilm (min ladunna ‘ilmaa). This is also the reason why Imam Al-Ghazālī in his book Risalat al-Laduniyyah does not deny that the acquisition of laduny knowledge requires a learning process. This research aims to reinterpret the meaning of ‘laduny’, which has been known as something abstract and difficult to achieve, to become relevant for the millennial generation. The method used in this research is descriptive qualitative. Researchers attempt to analyze various interpretations of classical and contemporary scholars regarding Qs. Al-Kahf/65. From the results of the analysis, it was found that the mufasir Qs. Al-Kahfi/65 regarding the hard efforts of Prophet Musa as to be ‘patient’ to study with Prophet Khidir as. The results of this research are that laduny knowledge is given to whomever Allah wishes as long as with the physical strive (learn) and spiritual strive (tazkiyyat an-nafs) made by the servant.
Agensi dan Institusi Keagamaan Dalam Perspektif Living Qur’an Hidayah, Neli
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8837

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian dalam rangka memotret penerimaan seseorang ataupun yang lebih besar dari itu terkait dengan al-Qur’an sebagai kitab suci. Penerimaan tersebut adalah hasil dari persepsi yang dibangun terhadap al-Qur’an, persepsi yang dimaksud adalah bagaimana memposisikan al-Qur’an di kehidupan seseorang. Dari persepsi itulah lahir sebuah tindakan yang menjadi pola interaksinya dengan al-Qur’an. Tindakan tersebut menjadi bagian dari kehidupan seseorang yang kemudian dinamakan dengan living al-Qur’an. Dengan melihat pemaknaan al-Qur’an dari perspektif antropologi maka pemaknaan yang dilakukan oleh Ustadz Rully dengan institusi keagamaannya adalah bahwa al-Qur’an dimaknai sebagai kitab dalam hal ini lebih spesifik lagi adalah kitab yang dimaknai berupa bacaan mulia, hal itu tergambar dari apa yang dilakukan oleh Ustadz Rully dan aktivitas yang tersedia di PAI, yaitu berupa belajar membaca al-Qur’an melalui program tahsin yang dia kurikulumkan melalui attaqi, miftah dan fasih. Selain bacaan yang diperbagus, al-Qur’an juga dihafalkan (tahfidz) hal itu dilihat dari program mulai dari pulau tahfidz, masjid tahfidz, resort tahfidz. Dari penelitian ini didapatkan bahwa pembacaan terhadap al-Qur’an bisa melahirkan seseorang menjadi agensi dari al-Qur’an itu sendiri baik dirinya maupun dengan mendirikan Institusi keagamaan dalam rangka mendalami dan menyebarkan al-Qur’an tersebut ke khalayak masyarakat.