Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah, implementasi Kurikulum Merdeka, dan Professional Learning Communities (PLC) terhadap budaya organisasi pada tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis ex-post facto. Populasi penelitian terdiri dari 290 guru, penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportionate random sampling, dan diperoleh sebanyak 168 guru sebagai sampel. Instrumen divalidasi melalui penilaian ahli dan uji empiris menggunakan metode korelasi Product-Moment Pearson. Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Analisis data dilakukan dengan regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X₁, X₂, X₃) terhadap variabel terikat (Y), serta regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (X₁, X₂, X₃) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kepemimpinan instruksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya organisasi, dengan nilai Sig. 0.000 < 0.05; 2) implementasi Kurikulum Merdeka berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya organisasi, dengan nilai Sig. 0.000 < 0.05; 3) Professional Learning Communities berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya organisasi, dengan nilai Sig. 0.000 < 0.05; dan 4) secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan pada kepemimpinan instruksional kepala sekolah, implementasi kurikulum merdeka, dan Professional Learning Communities terhadap budaya organisasi. Berdasarkan analisis data diketahui nilai Sig. 0.000 < 0.05 dan nilai Adjusted R2 sebesar 0.700, yang menandakan variabel independen (X₁, X₂, X₃) menjelaskan 70.0% variabel dependen (Y).