Skabies merupakan penyakit yang umum ditemukan di negara beriklim tropis, khususnya Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa prevalensi skabies bernilai sekitar 8,5-9% dan menduduki peringkat 3 dari 12 penyakit kulit yang sering terjadi di Indonesia. Salah satu lokasi yang sering dilaporkan memiliki kasus skabies dengan frekuensi cukup tinggi adalah pondok pesantren. Tingkat kepadatan, faktor pencahayaan, akses ventilasi, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi faktor fundamental penyebaran skabies, termasuk di pesantren. Hal tersebut menjadi landasan untuk dilaksanakannya program pengabdian masyarakat kepada para siswa dan siswi pesantren agar dapat mengetahui langkah preventif serta kuratif terhadap skabies. Edukasi yang dilakukan berupa penyuluhan skabies terhadap siswa dan siswi Pondok Pesantren Al-Aqsha di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pengisian kuesioner juga dilakukan untuk mengetahui gambaran PHBS di lingkungan pesantren. Pengukuran pengetahuan partisipan dilakukan dengan mengadakan pre-test dan post-test yang diisi oleh 91 responden, terjadi peningkatan pengetahuan santri dari 73% menjadi 82,14%. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan partisipan. Selain itu, secara umum santri Ponpes Al-Aqsha memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan diri. Harapannya, tindakan preventif serta kuratif terkait skabies dapat ditingkatkan baik di tingkat individu maupun lembaga sehingga dapat mengurangi prevalensi skabies khususnya di pondok pesantren.