Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi psikologis tokoh Jefferson Hope dalam novel A Study in Scarlet karya Sir Arthur Conan Doyle melalui pendekatan teori psikoanalitik Sigmund Freud, khususnya konsep mourning dan melancholia. Tokoh Jefferson Hope digambarkan mengalami kehilangan yang mendalam atas kematian Lucy Ferrier, wanita yang dicintainya, yang kemudian memicu transformasi emosional dari duka biasa (mourning) menjadi melancholia, yaitu suatu kondisi neurosis yang ditandai dengan depresi menahun, identifikasi diri yang terikat pada objek cinta yang hilang, serta munculnya dorongan destruktif. Dalam kerangka teori Freud, melancholia terjadi ketika individu gagal menggantikan libidinal cathexis yang hilang, sehingga libido yang tidak tersalurkan berbalik ke dalam dan menguasai ego, menyebabkan perasaan kehilangan diri (ego-loss) dan agresi terhadap diri maupun orang lain. Analisis menunjukkan bahwa Hope mengalami resistensi terhadap proses kedukaan, di mana cintanya terhadap Lucy tidak hanya menjadi dasar identitas emosionalnya, tetapi juga berubah menjadi obsesi balas dendam yang mendominasi seluruh kepribadiannya. Dorongan destruktif tersebut, yang diwujudkan melalui pembunuhan terhadap Enoch Drebber dan John Stangerson, merupakan manifestasi dari konflik batin antara id, ego, dan super-ego yang tidak seimbang, dengan super-ego yang bersifat represif dan destruktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Hope merupakan representasi sastra dari individu yang terperangkap dalam melancholia, di mana kegagalan dalam proses sublimasi cinta dan duka mengantarkan pada kehancuran diri dan tindakan kekerasan. Studi ini memberikan kontribusi dalam memahami dinamika trauma, memori, dan gangguan psikis dalam karya sastra melalui lensa psikoanalisis.