Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALYSIS OF BANANA SALE MARKETING IN PANTON LABU DISTRICT, NORTH ACEH Supristiwendi; Muhammad Jamil; Silvia Anzhita
International Journal of Social Science, Educational, Economics, Agriculture Research and Technology (IJSET) Vol. 2 No. 9 (2023): AUGUST
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijset.v2i9.237

Abstract

Bananas are a horticultural commodity that has quite promising potential in business, the relatively large volume of national banana production proves that bananas are the main horticultural product. Pisang sale is a traditional food that is very popular among the people of Aceh, in particular, the most production of banana sale comes from the North Aceh region. The smoking method using firewood and coconut shells is a traditional sale banana processing process. The aim of this research is to analyze marketing and marketing efficiency of banana sale in Panton Labu District, North Aceh. Research using survey method. The samples of craftsmen were 30 people, village traders were 5 people and retailers were 25 people. The results of marketing research on sale bananas in Panton Labu District only use 2 marketing channels. The average marketing cost for selling bananas in Panton Labu District is Rp.3,200/Kg in channel I and Rp.1,500/Kg in channel II. The average marketing margin for selling bananas on channel I is IDR 13,000/Kg, channel II is IDR 9,000/Kg. The average farmer's share in selling banana marketing on channel I was 62.8% and channel II was RP.74.29%. Marketing of sale bananas in Panton Labu District on channel I resulted in an EP value of 9.14% and it was concluded that marketing of sale bananas on channel II was said to be inefficient because the EP value was above 5%. Marketing of sale bananas in Panton Labu District on channel II resulted in an EP value of 4.29% and it was concluded that marketing of sale bananas on channel II was said to be efficient because the EP value was below 5%.
Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pemasaran Usaha Tahu Murni Desa Lengkong Langsa Faza Hanifan Sitorus; Supristiwendi; Silvia Anzhita
Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2023): Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi
Publisher : CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jebmak.v2i3.406

Abstract

Usaha kecil merupakan kelompok usaha dengan jumlah besar di Indonesia dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Kedelai merupakan produk pertanian yang paling potensial sebagai sumber protein yang murah di masyarakat. Tahu merupakan salah satu olahan pangan dari kedelai yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Salah satu industri kecil yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha pembuatan tahu. Penelitian ini menggunakan metode survey. Responden dari pengusaha tahu, konsumen tahu dan tokoh kunci ditentukan dengan teknik sengaja (purposive sampling). Metode analisis data menggunakan analisis nilai tambah dan analisis SWOT. Hasil penelitian total biaya dalam sebulan untuk pembuatan tahu sebesar Rp.59.261.750. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp.68.400.000/bulan. Pendapatan bersih usaha sebesar Rp.9.138.250. Jumlah output (tahu) yang dihasilkan dalam sebulan sebanyak 6.600 bungkus. Input bahan baku utama kedelai sebanyak 3.000 Kg/bulan dengan harga Rp.13.000/Kg. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengolahan sebanyak 3 orang yang melakukan produksi 30 hari dalam sebulan dengan jumlah HOK sebanyak 90 HOK/bulan dengan upah Rp.8.400.000/bulan. Nilai output sebesar Rp.22.000 diperoleh dari perkalian faktor konversi dengan harga produk. Nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp.6.125/Kg bahan baku kedelai, dengan rasio nilai tambah 27,84%. Nilai tambah >0 maka usaha tahu Buk Murni mampu memberikan nilai tambah yang positif. Hasil pencocokan pada diagram matriks SWOT bahwa keadaan usaha tahu Buk Murni berada pada Kuadran I sehinga strategi yang diterapkan adalah; Mempertahankan ukuran dan kebersihan tahu, memperluas daerah pemasaran dengan mempertahankan rasa dan harga tahu, memperbaiki sistem manajemen limbah dan meningkatkan daya tahan tahu.