Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Terapi Dzikir Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Sumatera Utara Irma Widya Putri; Rafika Nur Siregar
Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum Vol. 3 No. 3 (2025): September : Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum
Publisher : STIKES Columbia Asia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62027/praba.v3i3.551

Abstract

Auditory hallucinations are a common sensory perception disorder in patients with mental disorders. Dhikr therapy as a non-pharmacological intervention is proven to have a calming effect and help patients focus more on reality. A case study was conducted on one patient at Prof. Dr. M. Ildrem Mental Hospital in North Sumatra for seven days using the nursing process approach. Evaluation results with the AHRS scale showed a decrease in scores from 25 to 13. Patients experienced a decrease in the intensity of hallucinations and increased self-control. The conclusion of this case study is that dhikr therapy is effectively applied in mental nursing care as a nonpharmacological intervention to help patients control auditory hallucinations.
IMPLEMENTASI TERAPI DZIKIR DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. M. ILDREM SUMATERA UTARA Irma Widya Putri; Rafika Nur Siregar; Rahmiwati
Jurnal Mal el Hayat Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Mal el Hayat : July
Publisher : STIKes Malahayati Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65187/cvknjm79

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah gangguan persepsi sensori yang umum pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi pendengaran menimbulkan distres, risiko perilaku berbahaya, dan beban perawatan; intervensi non-farmakologis terstruktur seperti terapi dzikir berpotensi menjadi adjuvan untuk menurunkan intensitas gejala dan meningkatkan kontrol diri. Terapi dzikir sebagai intervensi nonfarmakologis terbukti memberikan efek menenangkan dan membantu pasien lebih fokus pada realita. Tujuan studi kasus ini untuk Mendeskripsikan perubahan skor Audiotory Hallucination Rating Scale (AHRS) setelah penerapan terapi dzikir terstruktur yang diintegrasikan dengan strategi SP1–SP4 pada seorang pasien dengan halusinasi pendengaran. Studi kasus dilakukan pada satu pasien di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem Sumatera Utara selama tujuh hari menggunakan pendekatan proses keperawatan. Hasil evaluasi dengan skala AHRS menunjukkan penurunan skor dari 25 menjadi 13. Pasien mengalami penurunan intensitas halusinasi dan peningkatan kontrol diri. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah terapi dzikir efektif diterapkan dalam asuhan keperawatan jiwa sebagai intervensi nonfarmakologis untuk membantu pasien mengontrol halusinasi pendengaran. Temuan ini mendukung integrasi terapi dzikir terstruktur sebagai adjuvan dalam SOP perawatan standar dengan pemantauan AHRS pra–pasca, disertai pelatihan singkat bagi perawat dan pelibatan keluarga untuk teknik menghardik, interaksi suportif, dan penjadwalan aktivitas; ke depan, uji terkontrol bersampel lebih besar dengan penilaian tersamar serta pencatatan waktu sesi (pagi/siang) diperlukan untuk menguatkan evidensi dan mengoptimalkan implementasi klinik.