Dinamika pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan di sekitar Universitas Sunan Bonang, Tuban, telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, ditandai dengan meningkatnya genangan air saat hujan dan penumpukan sampah organik yang tidak terkelola. Teknologi lubang resapan biopori merupakan solusi inovatif yang mampu menjawab kedua permasalahan tersebut secara simultan, namun tingkat pemahaman dan adopsinya di kalangan masyarakat dan mahasiswa masih rendah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya biopori, (2) memberikan pelatihan praktis pembuatan dan penerapan lubang resapan biopori, serta (3) membangun komitmen kolektif untuk keberlanjutan implementasinya. Metode pelaksanaan dilakukan secara partisipatif melalui tiga tahap: persiapan (observasi dan koordinasi), pelaksanaan (sosialisasi interaktif, demonstrasi, dan praktik pembuatan biopori), serta pendampingan berkelanjutan dengan membagikan biopori kepada masyarakat sekitar. Kegiatan melibatkan 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa, karang taruna, dan masyarakat sekitar. Kegiatan berhasil meningkatkan pemahaman peserta secara signifikan, diimplementasikannya 25 unit biopori di 15 titik rawan genangan, serta dibagikannya 30 biopori siap pakai kepada masyarakat. Pendekatan tiga tahap (sosialisasi, implementasi, distribusi) terbukti efektif dalam membangun kesadaran dan keberlanjutan program. Program ini berhasil menjembatani kesenjangan antara pengetahuan akademis dan penerapan praktis, menciptakan sinergi antara universitas dan masyarakat. Biopori terbukti sebagai solusi ganda yang efektif untuk mitigasi banjir dan pengelolaan sampah organik, serta dapat menjadi model yang dapat direplikasi untuk pengembangan lingkungan berkelanjutan di wilayah lain.