ABSTRAK Pelestarian budaya lokal merupakan tanggung jawab kolektif yang harus dilakukan secara berkelanjutan, termasuk melalui lembaga pendidikan. Di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Tari Lego-Lego merupakan warisan budaya tradisional yang kaya makna filosofis dan sosial, terutama nilai kebersamaan, solidaritas, dan gotong royong sebagai identitas kolektif masyarakat. Namun, pengaruh teknologi, globalisasi, dan budaya populer modern membuat generasi muda kurang mengenal dan menghargai budaya daerahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan Tari Lego-Lego bagi siswa SD Islam Cokroaminoto 01 Kalabahi serta menganalisis pengaruh kegiatan tersebut terhadap pemahaman, kepedulian, dan kecintaan siswa terhadap budaya lokal. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi kegiatan. Peserta penelitian berjumlah 15 siswa. Pelatihan meliputi pengenalan gerak dasar, praktik bersama, dan evaluasi pertunjukan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan Tari Lego-Lego efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap budaya lokal dan menjadi media pendidikan karakter yang menyenangkan. Siswa mampu bekerja sama, menunjukkan solidaritas, dan mengekspresikan identitas budaya melalui pertunjukan. Dengan demikian, pelatihan ini menjadi strategi tepat untuk melestarikan budaya lokal melalui pendidikan formal sejak usia dini.Kata kunci: Budaya Lokal; Tari Lego-Lego; Pendidikan Karakter; Sekolah Dasar; Pelestarian Budaya. ABSTRACTPreserving local culture is a collective responsibility that must be carried out sustainably, including through educational institutions. In Alor Regency, East Nusa Tenggara, the Lego-Lego Dance is a traditional cultural heritage rich in philosophical and social meaning, particularly the values of togetherness, solidarity, and mutual cooperation, which serve as a collective identity for the community. However, the influence of technology, globalization, and modern popular culture has resulted in younger generations becoming less familiar with and appreciative of their local culture. This study aims to describe the implementation of Lego-Lego Dance training for students at Cokroaminoto 01 Kalabahi Islamic Elementary School and to analyze the impact of this activity on their understanding, awareness, and love of local culture. The method used was descriptive qualitative, with data collected through observation, interviews, and documentation of activities. Fifteen students participated in the study. The training included an introduction to basic movements, group practice, and evaluation of group performances. The results showed that the Lego-Lego Dance training effectively increased students' understanding of local culture and served as a fun character education medium. Students were able to work together, demonstrate solidarity, and express their cultural identity through the performance. Thus, this training is an appropriate strategy for preserving local culture through formal education from an early age.Keywords: Local Culture; Lego-Lego Dance; Character Education; Elementary School; Cultural Preservation.