Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllanthus urinaria) TERHADAP BAKTERI Campylobacter jejuni DAN Clostridium difficile Arini, Liss Dyah Dewi; Margono, Margono; Pramonodjati, F. Pramonodjati; Wijaya, Silvia Monika
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3881

Abstract

Meniran (Phyllanthus urinaria) mengandung senyawa bioaktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri (antibakteri) dan membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria) dan konsentrasi efektif tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Campylobacter jejuni dan Clostridium difficile. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan untuk ekstraksi tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria) dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Campylobacter jejuni dan Clostridium difficile yang didapat dari Laboratorium Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 11 perlakuan yang terdiri dari konsentrasi ekstrak 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80% ,90% dan 100% dengan 3 kali ulangan pada masing-masing bakteri. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan Anava Tunggal dan Uji lanjut menggunakan BNT 5%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria) terhadap pertumbuhan bakteri Campylobacter jejuni dan Clostridium difficile dan konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Campylobacter jejuni adalah 80% sedangkan konsentrasi yang efektif mampu menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium difficile adalah 90%.
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN DARAH RUTIN YANG DISIMPAN PADA SUHU 4-8ï‚°C DITUNDA 1 JAM DAN 3 JAM Wijaya, Silvia Monika; Pramonodjati, F. Pramonodjati; Prabandari, Anggraeni Sih; Sari, Ajeng Novita
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3887

Abstract

Latar Belakang: Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk membantu diagnosa penyakit dan mengetahui adanya kelainan. Pemeriksaan ini meliputi hemoglobin, hematokrit, laju endap darah, hitung sel leukosit, hitung sel eritrosit, dan hitung sel trombosit. Pemeriksaan terkadang bisa tertunda karena saluran listrik yang rusak, alat mengalami gangguan, stok reagen habis dan keterbatasan ATLM. Pada kondisi tersebut, sampel dapat disimpan di lemari pendingin. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan darah rutin pada sampel yang disimpan suhu 4-8℃ dan ditunda pemeriksaannya selama 1 dan 3 jam dibandingkan dengan spesimen yang diperiksa segera. Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah eksperimental dengan jumlah sampel sebanyak 10 darah EDTA. Pemeriksaan dilakukan secara otomatis menggunakan hematology analyzer. Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas Shapiro Wilk dan uji beda oneway ANOVA. Hasil Penelitian: Kadar hemoglobin dan hematokrit relatif stabil terhadap pengaruh waktu dan suhu dibandingkan parameter lainnya. Leukosit, trombosit dan laju endap darah cenderung meningkat pada spesimen yang disimpan pada suhu dingin, sebaliknya kadar eritrosit justru menurun. Hasil uji beda oneway ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan hasil antara spesimen yang diperiksa langsung dan penundaan pemeriksaan selama 1 dan 3 jam pada spesimen yang disimpan pada suhu dingin (nilai sig seluruh parameter >0,05). Simpulan: Spesimen pemeriksaan darah rutin yang disimpan pada suhu 4-8℃ dengan penundaan pemeriksaan 1 dan 3 jam memberikan hasil yang sama baik dengan spesimen yang langsung diperiksa.