Problematika yang dihadapi oleh lembaga pendidikan dewasa ini berkenaan dengan dekadensi moral yang dialami para siswanya. Pada usia remaja, siswa membutuhkan lebih banyak pengetahuan, dan pengalaman untuk membentuk karakter diri. Dalam pelaksanaan pembelajarannya Pendidikan Agama Islam cukup memiliki andil besar bagi pembentukan karakter siswa, utamanya untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam diri siswa. Namun, dalam pelaksanaannya Pendidikan Agama Islam selama ini nampaknya kurang konsen pada pembentukan karakter siswa. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang kerap terjadi, mengenai kasus kenakalan hingga kriminalitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perspektif Novan Ardy Wiyani dalam mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam agar dapat membentuk karakter siswa di lembaga pendidikan Islam. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan isi kepustakaan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan telaah dokumentasi, yang berasal dari jurnal, buku, dan karya cetak atau digital lainnya, yang dihimpun dan disajikan dalam bentuk naratif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelajaran PAI lebih kompleks dibanding pelajaran lainnya, karena tidak hanya berada pada dimensi logika, dan kognitif, tetapi juga memasuki dimensi privat, dan sakral. Sehingga perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang komprehensif. Novan Ardy Wiyani sendiri dalam bukunya yang berjudul Inovasi Kurikulum Dan Pembelajaran PAI SMA Berbasis Pendidikan Karakter membagi tiga poin penting dalam proses penyelenggaraan mata pelajaran PAI yakni, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian. Sehingga tujuan adanya pembelajaran menjadi jelas, tak sekadar menyampaikan materi, tetapi juga mendidik para siswa dengan membentuk dan mengembangkan potensi/ karakter dalam diri siswa.