Permasalahan penelitian ini yaitu keterlambatan perkembangan motorik halus di TK Negeri Pembina Banjarmasin Timur yang menunjukkan bahwa sebagian besar anak kelompok A mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan koordinasi mata dan tangan dalam melakukan gerakan yang sulit. Dampaknya, anak-anak cenderung pasif dalam proses pembelajaran dan menunjukkan hasil yang belum optimal pada indikator perkembangan motorik halus. Akibat dari kondisi tersebut, anak berpotensi mengalami hambatan dalam kemandirian, kesiapan belajar, dan perkembangan kepercayaan diri.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Direct Instruction dengan media kain blacu dalam kegiatan membatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam empat siklus. Subjek penelitian adalah 14 anak kelompok A. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi, kemudian analisis data penelitian ini menggunakan deskriptif analisis serta cresss tabulasi yang di jabarkan dalam bentuk tabel, grafik, interpretasi melalui presentase dan di sajikan indikator keberhasilan perkembangan yang di tetapkan .Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aktivitas guru dan anak, serta perkembangan kemampuan motorik halus anak. Aktivitas guru meningkat dari kategori “Baik” menjadi “Sangat Baik”, dan aktivitas anak dari “Cukup Aktif” menjadi “Sangat Aktif”. Selain itu, persentase anak yang mencapai kategori “Berkembang Sangat Baik” meningkat menjadi 93% pada siklus akhir. Temuan ini menegaskan bahwa integrasi pembelajaran berbasis proyek dan instruksi langsung, didukung oleh media yang kontekstual, mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan motorik halus anak usia dini secara efektif.