Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia, dengan angka kejadian mencapai 21,5% pada tahun 2023. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, prevalensinya mencapai 18%, sedangkan di Kabupaten Bantul mencapai 20,5%. Sehingga peran kader posyandu menjadi krusial dalam edukasi dan pemantauan pertumbuhan anak sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan, motivasi, dan kinerja kader dalam upaya pencegahan stunting di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan dua kelompok responden, yaitu 72 kader aktif di Posyandu dan 52 orangtua/wali balita yang rutin mengunjungi Posyandu. Pengukuran dilakukan menggunakan kuisioner untuk menilai tingkat pengetahuan, motivasi, dan kinerja kader. Analisis data mencakup uji bivariat untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang dianalisis. Mayoritas kader berusia dewasa akhir (76,4%) dan memiliki pendidikan menengah (93,1%). Sebanyak 94,4% kader telah aktif lebih dari tiga tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa 71,1% kader memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 42,2% memiliki motivasi yang baik, dan 96,2% memiliki kinerja yang baik. Uji bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara usia, pendidikan, pekerjaan, dan motivasi dengan tingkat pengetahuan kader. Namun, terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata tingkat pengetahuan dan kinerja kader (p=0,001). Hasil penelitian ini menunjukan mayoritas kader di Puskesmas Sedayu II memiliki tingkat pengetahuan dan kinerja yang baik, namun motivasi kader masih perlu ditingkatkan. Peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan dan pendampingan rutin sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas mereka dalam pencegahan stunting.