Latar Belakang: Terjadi peningkatan kasus cedera akibat kecelakaan kerja dari waktu ke waktu di Indonesia. Di Kabupaten Sleman, penyebab cedera paling umum adalah kecelakaan transportasi, jatuh, terkena benda tajam, terbakar, terkena air, dan lainnya. Faktor lain yang dapat menyebabkan cedera termasuk usia, berat badan, jenis kelamin, dan postur tubuh. Tujuan: Mengetahui profil buruh yang terkena cedera akibat kecelakaan kerja berdasarkan data HDSS Sleman tahun 2016, 2017, 2019, dan 2021. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian cross-sectional berdasarkan data HDSS Sleman dari tahun 2016, 2017, 2019, dan 2021. Hasil: Kasus cedera akibat kecelakaan kerja banyak terjadi pada laki-laki (79,6%). Cedera lebih banyak terjadi pada kelompok usia pra-lansia (45,6%). Penyebab terbanyak adalah terkena benda tajam, tumpul, atau mesin (40,8%), dan lokasi terbanyak di area pertanian (42,7%). Jenis cedera paling umum adalah luka iris dan robek (33%). Cedera paling banyak terjadi pada anggota gerak bawah (45,6%). Outcome paling umum adalah tidak cacat atau hidup tanpa gejala sisa (83,5%). Kesimpulan: Kasus cedera akibat kecelakaan kerja berdasarkan HDSS Sleman banyak terjadi pada laki-laki kelompok usia pra-lansia dengan tingkat pendidikan rendah. Cedera paling sering disebabkan oleh benda tajam, tumpul, atau mesin yang menimbulkan luka iris dan robek, terutama pada ekstremitas bawah. Outcome cedera paling umum adalah tidak cacat atau hidup tanpa gejala sisa yang mengganggu aktivitas. Kata kunci: Cedera; Usia; Kecelakaan kerja; Buruh; Aktifitas fisik.