A brief, clear and comprehensive summary of the contents of the article containing : The problems Perubahan sistem pertanian sejak 55 tahun yang lalu telah memaksa petani merubah pola system tanam. Gagal panen membuat banyak petani mengubah lahan pertanian menjadi lahan membuat batu bata, sehingga lapisan tanah subur menjadi rusak. The aim of the Research, Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan dan upaya pengendalian laju degradasi lahan untuk keberlanjutan lahan pertanian. Research methods Penelitian dilakukan pada April 2024 – Februari 2025 di Desa Duwet Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-observasional dengan disain studi cross sectional. Results and discussion, Hasil studi menunjukkan adanya degradasi lahan pertanian karena hilangnya tanah permukaan mencapai 90 m3/ha/th yang jauh lebih cepat dari laju pembentukan tanah yaitu 1 m3/ha/th. Penggalian tanah untuk pembuatan batubata telah menyebabkan lahan pertanian terisolasi dari tanah sekelilingnya sehingga tidak ada akses air. Petani yang menggunakan lahannya untuk pertanian dan produksi batu bata memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.22.015.000,-/ha/tahun, lebih besar Rp. 4.845.000,- dibandingkan dengan pendapatan sebagai petani yang menanam padi, yakni Rp. 17.170.000,-/tahun. Hasil analisis disimpulkan mayoritas perusakan lahan pertanian disebabkan oleh alasan ekonomi. Diperlukan biaya kompensasi kepada petani berupa subsidi sebesar Rp. 1.834.582,200/bulan/ha atau Rp. 458.644,700/bulan/KK, sebagai biaya untuk penyelamatan lingkungan dan mencegah degradasi lahan yang disebabkan alih fungsi lahan.