Pertanian hidroponik menawarkan solusi efisien untuk budidaya di lahan terbatas, namun menghadapi tantangan utama pada ketersediaan listrik yang stabil, khususnya saat cuaca buruk. Penelitian ini memperkenalkan sistem hidroponik cerdas berbasis IoT yang menggabungkan sumber energi hibrida dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan PLN. Sistem ini dilengkapi dengan Automatic Transfer Switch (ATS) yang secara otomatis mengalihkan sumber daya listrik untuk memastikan pasokan daya yang berkelanjutan. Selain itu, sistem ini juga mengintegrasikan pemantauan IoT, memungkinkan pengguna mengawasi parameter penting seperti pH, konsentrasi nutrisi (PPM), dan debit air secara real-time. Pengujian pada budidaya bayam merah menunjukkan sistem mampu beralih otomatis dari baterai ke PLN saat tegangan di bawah 12,3 V atau melebihi 15,7 V, menjaga stabilitas operasional. Meskipun biaya energi sistem hibrida (Rp2.544,07 per kWh) lebih tinggi dari tarif PLN (Rp1.352 per kWh), sistem ini berhasil meningkatkan efisiensi waktu dan pengawasan budidaya. Hasil pengujian juga mengidentifikasi bahwa fluktuasi pH dan PPM dapat memengaruhi kesehatan tanaman, menekankan pentingnya pemantauan yang akurat. Kata kunci—Hidroponik, Nutrisi Elektrolisis, Energi Hibrida, PLTS, PLN, Blynk.