Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Water Quality Assessment of Remote Sensing Techniques: A Comparative Insight Between Yangtze of China and Porong of Indonesia Putri, Niken Anissa; Koestoer, Raldi Hendro
Applied Information System and Management (AISM) Vol. 6 No. 2 (2023): Applied Information System and Management (AISM)
Publisher : Depart. of Information Systems, FST, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/aism.v6i2.31386

Abstract

The river water quality, exceptionally the total suspended solid (TSS) in China and Indonesia, has deteriorated due to human activities. Remote sensing makes it easier for observers to monitor river water quality, especially TSS. However, measuring the river water quality by remote sensing is still in the model and algorithm development stage in China and Indonesia. This study aims to identify the river water quality on remote sensing in China's Yangtze River and Porong River, East Java, Indonesia, and to analyze comparisons of river water quality on remote sensing in Yangtze River, China, and Porong River, East Java, Indonesia. This method uses a literature review based on journals, articles, and primary sources to review related literature on TSS concentrations in rivers and remote sensing in China and Indonesia. River water monitoring methods can measure the TSS in China and Indonesia using remote sensing. Many water quality models for waterways are based on different satellite images. In the Yangtze Downstream River, the algorithm of TSS uses the latest random forest on Landsat-8. The algorithm of TSS in the Porong River estuary used linear regression on sentinel-2 imagery. These TSS algorithms can more precisely assess TSS in water quality for scientific studies. The results show that the latest random forest is a more precise remote sensing algorithm in China than Linear regression in Indonesia. The suspended solid models and remote sensing images such as China's MODIS, Landsat-8, and MERIS are accurate in China. Therefore, developing more precise remote sensing techniques, total suspended solid models composed of Wiggin's Algorithm and Markert Algorithm, NDWI Algorithm, and remote sensing imagery such as Sentinel-2 and Landsat-8 in Indonesia is crucial to determine total suspended solids. The researchers additionally contribute to advanced research toward advancing suitable remote sensing techniques in various areas in Indonesia.
Spatial multi criteria evaluation sebagai pemodelan spasial untuk kesesuaian pengembangan kawasan permukiman di Bogor Raya Hadi, Marhensa Aditya; Putri, Niken Anissa; Shofy, Yuny Fikriyah; Gafuraningtyas, Dewi; Wibowo, Adi
Geomedia Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 21 No. 1 (2023): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v21i1.55737

Abstract

Meningkatnya aktivitas antropogenik di suatu wilayah menyebabkan perubahan pada penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kondisi fisik dan perencanaan yang matang dapat memicu terjadinya bencana dan dampak negatif lainnya. Oleh sebab itu, penentuan dan perencanaan penggunaan lahan yang sesuai peruntukannya perlu dilakukan secara tepat dan terukur. Metode Spatial Multicriteria Analysis (SMCA) dan Spatial Multicriteria Evaluation (SMCE) dapat membantu menentukan perencanaan kawasan salah satunya dalam studi kasus ini adalah pengembangan permukiman. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan dan rekomendasi akademis mengenai lokasi yang dapat diubah peruntukannya menjadi kawasan permukiman pada revisi tata ruang. Bogor Raya tidak mengalami penambahan penduduk yang signifikan sehingga kebutuhan mengenai lahan permukiman bukan menjadi hal yang mendesak, namun jika diperlukan pengembangan kawasan permukiman, didapatkan bahwa masih cukup banyak lokasi sesuai untuk digunakan sebagai permukiman, sebesar 42,4% dari Bogor Raya tergolong Sesuai, dan 25,8% tergolong Sangat Sesuai, dibandingkan peruntukan dalam rencana tata ruang yang dialokasikan sebesar 36,3% sebagai permukiman.