Transformasi pendidikan melalui Kurikulum Merdeka menuntut guru menghadirkan pembelajaran yang menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif. Salah satu pendekatan yang relevan adalah Inquiry-Based Learning (IBL), yang menekankan proses bertanya, menyelidiki, menganalisis, dan merefleksi. Hasil observasi di MTS NW Ijobalit menunjukkan bahwa pemahaman dan praktik guru terhadap IBL masih terbatas, cenderung mengandalkan metode ceramah, serta terhambat keterbatasan fasilitas. Pengabdian ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan IBL sesuai prinsip Kurikulum Merdeka melalui pelatihan berbasis praktik. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan guru sejak tahap perencanaan hingga evaluasi. Kegiatan meliputi analisis kebutuhan dan penyusunan modul, pelatihan dan workshop, praktik microteaching dan lesson study, pendampingan kelas serta evaluasi perangkat ajar, hingga refleksi keberlanjutan melalui komunitas belajar guru. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan guru merancang serta melaksanakan pembelajaran berbasis inquiry. Guru lebih percaya diri menggunakan pertanyaan terbuka, memfasilitasi diskusi, dan mendorong eksplorasi siswa. Evaluasi juga memperlihatkan peningkatan kualitas perangkat ajar dan partisipasi siswa dalam kelas. Kesimpulannya, pelatihan berbasis praktik dan berkelanjutan efektif meningkatkan kompetensi guru, membangun budaya inquiry, serta memperkuat peran guru sebagai fasilitator pembelajaran aktif sesuai semangat Kurikulum Merdeka.