Rasyadi, Andy
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Politik Tata Ruang Pesisir dan Resiliensi Hukum Adat: Studi Kasus Kelembagaan Bendega dalam Pusaran Pembangunan Pariwisata Bali Rasyadi, Andy
Tunas Agraria Vol. 8 No. 3 (2025): Tunas Agraria
Publisher : Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31292/jta.v8i3.492

Abstract

Bendega is a traditional coastal institution in Bali, grounded in the Tri Hita Karana philosophy, and it plays a crucial role in marine resource governance. Despite gaining formal legitimacy through Bali Provincial Regulation No. 11 of 2017, this institution faces serious challenges in the form of tourism expansion, environmental degradation, climate change, and weak policy implementation at the local level. This research employs a qualitative approach that includes a literature review and analysis based on the methods of Miles & Huberman, utilizing data from publications, reports, and case studies conducted in Tuban, Serangan, Jimbaran, Buleleng, and Nusa Dua. The study findings indicate that Bendega holds a fundamental position equivalent to Subak in the agrarian system, with functions extending beyond the economic to religious and socio-cultural dimensions. However, its existence is vulnerable to conflicts of interest with the tourism sector, marine pollution, and other ecological pressures that erode the socio-economic basis of fishermen. On the other hand, adaptive innovations such as ecotourism, mangrove rehabilitation, seahorse cultivation, and processed seafood products have emerged, strengthening community resilience. The research conclusion confirms that the sustainability of Bendega depends on strengthened policy implementation, integration of customary and state law, and economic diversification based on local wisdom that aligns with the principles of socio-ecological sustainability.   Bendega adalah kelembagaan tradisional pesisir Bali yang berlandaskan filosofi Tri Hita Karana dan berperan penting dalam tata kelola sumber daya laut. Meskipun telah memperoleh legitimasi formal melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 11 Tahun 2017, kelembagaan ini menghadapi tantangan serius berupa ekspansi pariwisata, degradasi lingkungan, perubahan iklim, serta lemahnya implementasi kebijakan di tingkat lokal. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif melalui literature review dan analisis Miles & Huberman, dengan data dari publikasi, laporan, dan studi kasus di Tuban, Serangan, Jimbaran, Buleleng, dan Nusa Dua. Hasil kajian menunjukkan bahwa Bendega memiliki posisi fundamental setara dengan Subak dalam sistem agraria, dengan fungsi yang melampaui aspek ekonomi menuju dimensi religius dan sosio-kultural. Namun, keberadaannya rentan terhadap konflik kepentingan dengan sektor pariwisata, pencemaran laut, dan tekanan ekologis lain yang mengikis basis sosial ekonomi nelayan. Di sisi lain, muncul inovasi adaptif seperti ekowisata, rehabilitasi mangrove, budidaya kuda laut, dan produk olahan hasil laut yang memperkuat resiliensi komunitas. Simpulan penelitian menegaskan bahwa keberlanjutan Bendega bergantung pada penguatan implementasi kebijakan, integrasi hukum adat dan hukum negara, serta diversifikasi ekonomi berbasis kearifan lokal yang selaras dengan prinsip keberlanjutan sosial-ekologis.
OPTIMASI KADAR SILASE LIMBAH SAYUR DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN EFISIENSI PAKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Jamil, Jamil; Murni, Murni; Haris, Abdul; Rasyadi, Andy
OCTOPUS: JURNAL ILMU PERIKANAN Vol. 12 No. 2 (2023): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/o.v12i2.14962

Abstract

Udang vannamei, spesies yang populer dalam budidaya perikanan di Indonesia, merupakan alternatif yang hemat biaya dibandingkan sistem budidaya intensif yang sangat bergantung pada pakan buatan. Penelitian yang dilakukan pada bulan September hingga Juni 2017 ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan silase limbah nabati pada pakan udang untuk meningkatkan konsumsi dan efisiensi. Penelitian ini melibatkan produksi pakan, pemeliharaan udang, dan analisis laboratorium khusus. Akuarium kaca dengan air laut digunakan untuk menampung remaja udang, dan penelitian ini menguji pakan yang diformulasikan dengan limbah sayuran yang difermentasi dengan cairan rumen sapi. Penelitian menemukan bahwa penambahan silase limbah sayuran fermentasi dengan cairan rumen berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan udang, efisiensi, dan rasio konversi. Perlakuan C (silase 20%) menghasilkan konsumsi dan efisiensi pakan tertinggi, sedangkan Perlakuan B (silase 10%) menunjukkan rasio konversi pakan terendah. Parameter kualitas air berada dalam kisaran optimal sehingga mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Perlakuan C (20% limbah silase sayuran) menghasilkan konsumsi pakan dan efisiensi pemanfaatan pakan tertinggi, sedangkan Perlakuan B (10% limbah silase sayuran) menghasilkan konsumsi pakan dan efisiensi pemanfaatan pakan terendah. 
PENGARUH DOSIS Chaetoceros sp. YANG DIPUPUK CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA UDANG VANNAMEI Sugira, Dini Tri; Murni, Murni; Rasyadi, Andy; Berliana, Walda Dewi
OCTOPUS: JURNAL ILMU PERIKANAN Vol. 13 No. 1 (2024): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/o.v13i1.15029

Abstract

Industri pembenihan udang di Indonesia mengalami pertumbuhan, yang menyebabkan peningkatan permintaan akan pakan alami. Untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup udang dari zoea hingga tahap mysis, pakan Chaetoceros sp., yang dipupuk secara alami dan diperkaya dengan cairan rumen, dapat digunakan. Cairan rumen adalah zat limbah kaya protein dengan kandungan vitamin B kompleks, yang cocok untuk pakan larva udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimal Chaetoceros sp. yang dipupuk dengan cairan rumen untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vannamei dari tahap zoea ke mysis. Penelitian ini menguji lima perlakuan pakan yang berbeda, termasuk kontrol, menggunakan air laut steril dan wadah plastik yang diaerasi. Hasilnya mengindikasikan bahwa cairan rumen dapat meningkatkan nilai gizi pakan, mendukung perkembangan dan kelangsungan hidup larva udang yang lebih baik. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi diamati pada perlakuan C (16 ml/wadah) sebesar 83%, diikuti oleh perlakuan B (12 ml/wadah) sebesar 77%. Kematian pada perlakuan lainnya disebabkan oleh cairan rumen yang tidak mencukupi, persaingan makanan, stres, dan proses molting. Penelitian ini menyimpulkan bahwa berbagai dosis Chaetoceros sp. yang dipupuk dengan cairan rumen berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelangsungan hidup larva udang vannamei. Kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa pemberian Chaetoceros sp. yang dipupuk dengan cairan rumen pada berbagai dosis sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan larva udang vannamei dari tahap zoea ke mysis.