Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Transformasi Makna Tobat dalam Al-Qur’an: Analisis Semantik dan Relevansi Sosial Mubarak, Muhammad Rizki; Bashori
Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin Vol. 2 No. 3 (2025): JIMMI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin
Publisher : Fanshur Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71153/jimmi.v2i3.324

Abstract

Transformasi makna kata Tobat dalam Al-Qur’an tidak hanya relevan sebagai kajian linguistik, tetapi juga penting dalam memahami peran etika spiritual dalam membangun struktur sosial yang sehat. Artikel ini membahas bagaimana kata Tobat mengalami perluasan makna melalui berbagai bentuk derivatifnya, seperti f‘îil mâḍi, muḍhâri’, amr, masdar, isim fâ‘il, hingga isim makân, dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an. Rumusan masalah dalam kajian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk morfologis kata Tobat mempengaruhi makna yang dikandungnya, serta bagaimana relevansi makna tersebut terhadap nilai-nilai rekonsiliasi sosial dalam ajaran Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik dengan kombinasi analisis sinkronik untuk mengkaji struktur kata dalam satuan ayat, serta dikronik untuk menelusuri perkembangan makna antar fase Makkiyah dan Madaniyah. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tobat dalam bentuk lampau menandakan kepastian pengampunan, dalam bentuk fi’il muḍâri’ menunjukkan proses yang terbuka, dan dalam bentuk amr menunjukkan seruan etis kolektif. Adapun bentuk isim makān menunjukkan arah hidup spiritual seorang mukmin. Pada fase Makkiyah, Tobat lebih bersifat personal-transendental, sementara pada fase Madaniyah maknanya meluas menjadi etis-sosial. Dengan demikian, Tobat dalam Al-Qur’an bukan sekadar bentuk pengakuan spiritual, tetapi juga mekanisme korektif untuk membangun kembali relasi sosial yang harmonis dalam masyarakat.
Gunung Sebagai Pasak Bumi: Telaah Interdisipliner antara Tafsir Al-Qur’an dan Ilmu Geologi Mubarak, Muhammad Rizki; Nur Rahmad Teguh Septiadi; Ahmad Reza Aditya; Ahmad Mujahid
Jurnal Studi Ilmu Alquran dan Tafsir Vol. 1 No. 3 (2025): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jsiat.v1i3.185

Abstract

Artikel ini mengkaji konsep gunung dalam Al-Qur’an, khususnya istilah rawāsiya yang menggambarkan gunung sebagai pasak bumi, serta membandingkannya dengan prinsip isostasi dalam geologi modern. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna rawāsiya melalui metode tafsir tahlili, mengkaji fungsi gunung dari aspek teologis dan geologis, serta membandingkan konsep gunung sebagai penstabil bumi dengan teori isostasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research), dengan mengombinasikan tafsir klasik dan kontemporer serta literatur ilmiah geologi. Kajian ini menelaah pandangan mufasir seperti Fakhruddin Al-Razi, HAMKA, Asy-Sya’rawi, dan Sayyid Qutb, lalu dikaitkan dengan konsep geofisika tentang kestabilan kerak bumi. Hasil studi menunjukkan bahwa gunung memiliki struktur akar yang menghunjam ke dalam litosfer dan berfungsi sebagai kompensasi massa terhadap mantel. Fenomena ini sejalan dengan penyebutan rawāsiya dalam Al-Qur’an yang menekankan fungsi stabilisasi bumi. Kajian ini menegaskan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam memahami ayat kauniyah serta membuka ruang integrasi antara wahyu Islam dan ilmu pengetahuan kontemporer.