Era globalisasi telah membawa tantangan besar bagi umat Islam, terutama dalam menjaga nilai keimanan dan identitas keagamaan generasi muda. Arus informasi yang terbuka dan budaya lintas batas sering kali menyebarkan nilai sekularisme, hedonisme, dan relativisme moral yang mengancam kemurnian akidah. Dalam konteks ini, keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam pendidikan agama memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai tauhid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pendidikan tauhid dalam keluarga Muslim sebagaimana tercermin dalam Al-Qur’an, serta bagaimana pendekatan tersebut dapat menjadi benteng menghadapi tantangan globalisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Data diperoleh dari sumber primer berupa Al-Qur’an dan tafsir, serta sumber sekunder seperti buku, jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) untuk memahami kandungan ayat-ayat yang berkaitan dengan pendidikan tauhid dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an menekankan pentingnya pendidikan tauhid sejak dini (QS. Luqman:13), tanggung jawab spiritual orang tua (QS. At-Tahrim:6), dan kesinambungan akidah lintas generasi (QS. Al-Baqarah:132–133). Pendidikan tauhid mencakup empat aspek utama: ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam’iyyat, yang dapat diajarkan melalui metode kalimat tauhid, keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan pengawasan. Strategi ini membentuk ketahanan spiritual anak dalam menghadapi derasnya pengaruh globalisasi dan menjaga akidah tetap lurus dan murni.