ABSTRAK Peningkatan jumlah limbah organik, khususnya kotoran hewan dan garbage, menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan lingkungan di berbagai daerah, termasuk di Kelurahan Srengat. Di sisi lain, potensi limbah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis dan ekologis. Pengolahan kotoran sapi dan garbage menjadi kompos giling dan pelet merupakan salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan prioritas mitra POKTAN “Mulyo Tani” Kelurahan Srengat yaitu dengan mengedukasi dan transfer ilmu pengetahuan tentang teknologi tepat guna mesin pembuat kompos giling dan pelet guna meningkatkan keberdayaan mitra dalam aspek produksi pupuk. Metode yang digunakan meliputi pelatihan, pendampingan teknis, dan implementasi langsung alat di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya penurunan timbunan limbah organik sebesar 60,5% dalam satu masa tanam (±3 bulan), serta peningkatan signifikan pada aspek produksi, yaitu dari 2,5 kuintal menjadi 14,2 kuintal kompos giling dan pelet per masa tanam. Selain itu, terjadi pergeseran praktik pertanian mitra dari yang semula bergantung pada pupuk anorganik menuju sistem pertanian berkelanjutan berbasis input lokal. Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas teknis dan ekonomi mitra, tetapi juga menciptakan model pengelolaan limbah ternak dan garbage yang ramah lingkungan dan dapat direplikasi. Dengan demikian, program PMP ini terbukti efektif dalam mendorong kemandirian, keberlanjutan, dan keberdayaan kelompok tani berbasis teknologi tepat guna. Kata Kunci: Kelurahan Srengat, Kompos Giling Dan Pelet, Kotoran Hewan, Mesin Kompos, Teknologi Tepat Guna. ABSTRACT The increasing volume of organic waste, particularly livestock manure, presents a growing environmental management challenge in rural areas, including Srengat Sub-district. Despite its potential, this waste has not been optimally utilized as a valuable economic and ecological resource. This community service program aimed to empower the “Mulyo Tani” farmer group through the introduction of appropriate technology—specifically, a compost grinding and pelletizing machine—to transform cow manure and household garbage into ground compost and organic pellets. The intervention involved structured training sessions, hands-on technical assistance, and the direct implementation of the equipment. Results indicate a 60.5% reduction in unprocessed organic waste over a single planting cycle (approximately three months), along with a significant increase in compost production from 2.5 to 14.2 quintals per cycle. Moreover, a behavioral shift was observed among the farmers, transitioning from reliance on chemical fertilizers to adopting a sustainable, locally sourced agricultural input system. This program not only enhanced the technical and economic capabilities of the farmer group but also established a replicable, environmentally friendly agricultural waste management model. The outcomes demonstrate that the PMP initiative effectively supports farmer independence, sustainability, and empowerment through the adoption of appropriate technology. Keywords: Srengat Sub-District, Compost and Pellets, Livestock Manure, Composting Machine, Appropriate Technology