Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH LINGKUNGAN HIDUP MAHASISWI MAHAD AISYAH TERHADAP KEPANDAIAN MENGHAFAL AL-QURAN Yusuf, Salsabila
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2024): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/ekqc1d70

Abstract

Menghafal Al-Qur'an merupakan suatu kewajiban bagi seseorang yang mempelajari ilmu syari serta memerlukan waktu dan tempat yang sesuai agar memudahkan dalam menghafal. Lingkungan hidup sekitar sangat berkaitan dan memiliki pengaruh penting terhadap hafala al quran tersebut. Penelitian ini menganalisis pengaruh lingkungan hidup terhadap kemampuan mahasiswi Mahad Aisyah dalam menghafal Al-Quran. Dalam konteks ini, lingkungan hidup meliputi aspek fisik, sosial, dan psikologis di sekitar mahasiswi. Metode survei dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel yang mewakili mahasiswi Mahad Aisyah. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang mempengaruhi dan memfasilitasi kemampuan mahasiswi dalam menghafal. Temuan penelitian menyoroti bahwa lingkungan fisik, seperti keheningan, ketersediaan ruang belajar, dan faktor-faktor egonomic lainnya, memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses penghafalan Al-Quran. Selain itu, dukungan sosial dari keluarga, teman sejawat, dan lingkungan akademik memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat motivasi dan konsistensi dalam penghafalan. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bagaimana lingkungan hidup dapat menjadi faktor penting dalam membentuk kemampuan mahasiswi Mahad Aisyah dalam menghafal Al-Quran. Implikasi dari temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan pendekatan pendidikan dan kebijakan lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran Al-Quran di lembaga pendidikan yang sejenis. Dari hasil kuesioner yang sudah di isi, 100% mahasiswi setuju bahwa lingkungan hidup sekarang sangat mempengaruhi dalam kepandaian menghafal Al-Quran. Dan terdapat 72% mahasiswi merasa kesulitan dalam menghafal salama tinggal di lingkungan sekarang. Dan hal tersebut juga dipengaruhi oleh kepandaian setiap mahasiswi dalam mengatur waktunya untuk menghafal Al-Quran. Dan 90% merasa bahwa penggunaan gadget juga sangat mempengaruhi dalam menghafal Al-Quran.
Analisis Collaborative Governance pada Program Lontong Balap di Surabaya: Peningkatan Layanan Persamaan Satu Orang yang Sama Yusuf, Salsabila; Noviyanti
Jurnal Inovasi Administrasi Negara Terapan Vol. 2 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lontong Balap merupakan sebuah program untuk menyelesaikan masalah mengenai pengurusan administrasi kependudukan yang membutuhkan penetapan pengadilan. Lontong Balap ini merupakan hasil kolaborasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya (Dispenduk) serta Pengadilan Negeri Surabaya (PN). Namun, dalam pelaksanaannya, masyarakat sering kali menemukan kendala dan permasalahan yang dapat menghambat pengurusannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis collaborative governance pada program Lontong Balap terutama pada layanan persamaan satu orang yang sama. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan teori Morse & Stephens (2012) terdiri dari empat indikator didalamnya yaitu : 1) Assessment, 2) Initiation, 3) Deleberation, 4) Implementation. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kolaborasi Lontong Balap masih belum berjalan dengan baik sepenuhnya. Pada indikator assessment dan initiation sudah berjalan dengan baik karena antar kedua instansi yang terlibat sudah memiliki tujuan dan komitmen yang sama dalam pelaksanaannya serta peran pendukung maupun staf yang terlibat sudah dipilih berdasarkan kemampuannya. Namun, indikator deliberation masih belum berjalan optimal karena luputnya membahas kesepakatan kuota sidang dan belum memilikinya PKS yang resmi. Indikator implementation juga belum berjalan optimal karena adanya kekurangan SDM pada PN Surabaya. Oleh karena itu, sebaiknya PN Surabaya dan Dispenduk Surabaya melakukan musyawarah tambahan dengan topik kuota perkara yang akan disidangkan, segera melakukan pengesahan PKS, dan menambahkan staf PN Surabaya yang terlibat terutama pada jabatan Staf Kepaniteraan Muda Perdata.