Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN KASUS HASIL UJI SILANG SERASI DI UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI Kurtilinarsih; Nur Arsy
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.2 No.2 (Desember 2023)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati merupakan salah satu rumah sakit di Jakarta yang memiliki Unit TransfusiDarah (UTD) yang melayani langsung permintaan darah pasien di rumah sakit. Hasil pemeriksaan crossmatchpada tiga kasus menunjukkan adanya variasi inkompatibilitas darah antara donor dan pasien. Pada kasus 1, hanyadonor nomor 4 dan 7 yang menunjukkan kompatibilitas pada uji mayor, namun keduanya memiliki inkompatibilitasminor, sehingga penggunaannya memerlukan pertimbangan klinis lanjutan atau penggunaan komponen darahterpisah seperti packed red cells. Pada kasus 2, kedua donor menunjukkan inkompatibilitas minor, yangmenandakan adanya antibodi dalam serum donor yang berisiko menyerang sel darah merah pasien, sehingga tidaklayak untuk transfusi. Pada kasus 3, ditemukan inkompatibilitas baik pada uji mayor maupun minor, sehinggadiperlukan pemeriksaan lanjutan seperti skrining antibodi dan Direct Coombs Test guna mengidentifikasi antibodiirreguler serta menentukan donor yang sesuai. Temuan ini menegaskan pentingnya pemeriksaan crossmatchmenyeluruh untuk menjamin keamanan dan keberhasilan transfusi darah.
GAMBARAN KEJADIAN KASUS WARM AUTOIMMUNE HEMOLYTIC ANEMIA (AIHA) DI UPD RSUP FATMAWATI Kustilinarsih; Nur Arsy; Martha Iskandar
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.3 No.2 (Desember 2024)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AIHA (Autoimmune Hemolytic Anemia) adalah salah satu jenis gangguan darah yang ditandai dengan pengrusakan sel darah merah akibat reaksi dari sistem imun itu sendiri. Pada kasus AIHA dengan tipe hangat, antibodi (biasanya IgG)mengikat eritrosit pada suhu tubuh normal (kira-kira 37°C), yang selanjutnya memicu proses hemolisis melalui cara ekstravaskular. Situasi ini bisa menyebabkan anemia yang parah dan memerlukan penanganan yang cepat serta tepat,termasuk penyediaan transfusi darah yang aman dan sesuai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan prosedur pengelolaan transfusi pada individu yang mengalami AIHA tipe hangat, serta hambatan teknis yang muncul. Pemeriksaankeberadaan antibodi pada pasien dengan menggunakan metode gel card menunjukkan hasil positif pada panel sel 5 dan 8,yang menunjukkan bahwa terdapat antibodi irreguler dalam serum pasien. Pembacaan antigram menunjukkan adanyaantibodi anti-E, sehingga pemeriksaan fenotipe antigen E dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan negatif,menandakan bahwa pasien tidak memiliki antigen E, sehingga produksi antibodi anti-E mungkin disebabkan oleh transfusidarah sebelumnya.
GAMBARAN KEJADIAN PENANGANAN KASUS MULTIRANSFUSI DI UPD RSUP FATMAWATI Kustilinarsih; Nur Arsy; Martha Iskandar
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.3 No.2 (Desember 2024)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transfusi darah adalah salah satu aspek medis yang memiliki dampak signifikan bagi pasien. Dalam tahapan pemberian kepada pasien, harus mengikuti prinsip yang menyatakan bahwa keuntungan bagi pasien jauh lebih besar ketimbang efek dan risiko yang mungkin timbul. Salah satu kasus kejafian pada transfusi berulang adalah multitransfusi. Multitransfusi dapat terjadi pada pasien yang rutin menjalani transfusi, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya alloimunisasi terhadap sel darah merah dan terbentuknya antibodi irreguler. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan kasus multitransfusi di UTD RSUP Fatmawati. Hasil menunjukkan Pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis menunjukkan adanya reaksi antara serum dari donor dan sel darah merah pasien. Tes DCT menghasilkan hasil positif untuk IgG, yang menunjukkan bahwa ada antibodi IgG yang terdapat di permukaan sel darah merah. Skrining antibodi menunjukkan kemungkinan keberadaan anti-c dan anti-Jka, simpulannya adalah pasien dengan CKD (kegagalan ginjal kronis) adalah individu yang sering mendapatkan transfusi darah, sehingga berpotensi untuk menghasilkan alloantibodi, contohnya anti-c. Akibatnya, hasil dari tes silang serasi menjadi tidak kompatibel dan tercipta antigram yang tidak spesifik disebabkan oleh kemungkinan adanya multialoantibodi.