Bakti, And Faisal
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOMIK DAKWAH SEBAGAI MEDIA EDUKASI ISU PALESTINA PADA AKUN INSTAGRAM @ANIMASITAARTS PRESPEKTIF EDUTAIMENT Amalia, Rizky Amalia; Bakti, And Faisal; Mustopa, Desty Heppyani; Fitriyah, Ratu Maulidah; Halimah, Halimatus Sa'diyah
Holistik: Journal for Islamic Social Sciences Vol 8, No 2 (2024): December 2024
Publisher : LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/holistik.v8i2.22295

Abstract

The Israeli-Palestinian conflict is one of the most complex and protracted geopolitical issues in the world, marked by injustice, human rights violations, and a deep humanitarian crisis. Amid global efforts to find a peaceful solution, the dissemination of accurate information and education about the root causes and impacts of the conflict is crucial. This study examines the role of animation as a tool for social change, focusing on the Instagram account @animasitaarts, which actively promotes a movement for change through content about Palestine. It uses a constructivist paradigm and a transdisciplinary approach to communication, social, and religious studies. Qualitative research as a tool for social change, the potential for social mobilization, and the formation of collective action among @animasitaarts followers through Thomas Tuftte's edutainment theory from Jan Serveas' book (2008). The results of the study show that @animasitaarts' dakwah comics, with their attractive visuals and touching narratives, are effective in building positive reactions and audience awareness of the suffering in Palestine. Despite being limited to the Instagram platform, @animasitaarts has successfully become a prominent educational space within the da'wah community, encouraging digital solidarity actions such as praying and donating, and inspiring collective action as a form of concern for the Palestinian people. This indicates that animation, particularly through social media platforms such as Instagram, has great potential as an effective medium for da'wah and education on social and humanitarian issues, bridging the information gap and fostering collective awareness. Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu isu geopolitik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia, ditandai oleh ketidakadilan, pelanggaran hak asasi manusia, dan krisis kemanusiaan yang mendalam. Di tengah upaya global untuk mencari solusi damai, penyebaran informasi dan edukasi yang akurat mengenai akar masalah dan dampaknya menjadi krusialenelitian ini mengkaji peran animasi sebagai alat perubahan sosial, dengan fokus pada akun Instagram @animasitaarts yang secara aktif mendorong gerakan perubahan melalui konten dakwah tentang Palestina. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme dan pendekatan transdisiplin ilmu komunikasi, sosial dan dakwah. Penelitian kualitatif sebagai alat perubahan sosial, potensi mobilisasi sosial, dan pembentukan aksi kolektif di kalangan pengikut @animasitaarts melalui teori edutaiment Thomas Tuftte dari buku Jan Serveas (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik dakwah @animasitaarts, dengan visualisasi menarik dan narasi yang menyentuh, efektif membangun reaksi positif dan kesadaran audiens terhadap penderitaan di Palestina. Meskipun terbatas pada platform Instagram, @animasitaarts berhasil menjadi ruang edukasi yang menonjol di kalangan komunitas dakwah, mendorong aksi solidaritas digital seperti berdoa dan berdonasi, serta menginspirasi aksi kolektif sebagai wujud kepedulian terhadap rakyat Palestina. Hal ini mengindikasikan bahwa animasi, khususnya melalui platform media sosial seperti Instagram, memiliki potensi besar sebagai medium dakwah dan edukasi yang efektif untuk isu-isu sosial dan kemanusiaan, menjembatani kesenjangan informasi dan mendorong kesadaran kolektif 
ANALISIS INSTAGRAM @iwise_edu_id SEBAGAI MEDIA DAKWAH MODERN: PENDEKATAN MULTIDIMENSIONAL TERHADAP MASYARAKAT KELAS MENENGAH ATAS DALAM PERSPEKTIF INSTITUTION Ramadhani, Farrany Alifia; Bakti, And Faisal
Holistik: Journal for Islamic Social Sciences Vol 8, No 2 (2024): December 2024
Publisher : LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/holistik.v8i2.22296

Abstract

iWise is a new Islamic educational institution that sets high tuition fees to target the upper-middle class. Given this issue, this paper aims to analyze how iWise's Instagram account functions as a modern medium for da'wah: a multidimensional approach to the upper-middle class from an institutional perspective. This study states that iWise's approach as a da'wah institution that adopts modernization strategies and tends to be oriented towards the upper-middle class may overlook the lower class, who also need spiritual services. The theory used in this study is the institutional theory proposed by Branston and Stafford (2003: 182-200). This study uses a constructivist paradigm methodology through a qualitative approach with the research subjects being the iWise Instagram account and iWise administrators, while the research object is modern da'wah. This study proves that as a medium for Islamic studies, iWise takes a holistic approach in delivering modern da'wah, reflecting efforts to make Islam a “way of life.” From an institutional perspective, this study concludes that iWise as an institution successfully reflects that da'wah in the contemporary era not only functions as a means of spreading religious values but also as a space for dialogue that bridges spirituality with the modern aspirations of society.iWise merupakan lembaga pendidikan Agama Islam baru yang menetapkan biaya pendidikan cukup tinggi untuk menargetkan masyarakat kalangan menengah ke atas. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka kajian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana instagram iWise sebagai media dakwah modern: pendekatan multidimensional terhadap masyarakat menengah atas dalam perspektif institution. Penelitian ini menyatakan bahwa pendekatan iWise sebagai lembaga dakwah yang mengadopsi strategi modernisasi dan cenderung berorientasi pada masyarakat kelas menengah atas dapat mengesampingkan kelompok masyarakat kelas bawah yang juga membutuhkan layanan spiritual. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori institusi yang dikemukakan oleh Branston dan Stafford (2003: 182-200). Penelitian ini menggunakan metodologi paradigma konstruktivisme melalui pendekatan kualitatif dengan subjek penelitiannya adalah akun instagram iWise dan pengurus iWise, sedangkan objek penelitiannya adalah dakwah modern. Penelitian ini membuktikan bahwa sebagai media kajian Islam, iWise melakukan pendekatan holistik dalam menyampaikan dakwah modern mencerminkan upaya untuk menjadikan Islam sebagai “way of life”. Dalam perspektif institusi, penelitian ini menyimpulkan iWise sebagai sebuah institusi berhasil mencerminkan bahwa dakwah di era kontemporer tidak hanya berfungsi sebagai penyebaran nilai-nilai agama, tetapi juga sebagai ruang dialog yang menjembatani spiritualitas dengan aspirasi modern masyarakat.