Banjir merupakan salah satu jenis bencana hidrometeorologi yang semakin memengaruhi wilayah perkotaan, terutama akibat perubahan tata guna lahan, intensitas curah hujan yang tinggi, dan sistem drainase yang tidak memadai. Studi ini dilakukan di Kecamatan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, wilayah Kota Samarinda yang rawan banjir akibat urbanisasi yang pesat dan degradasi lingkungan. Tujuan studi ini adalah: (1) Menganalisis eksternalitas negatif akibat banjir terhadap lingkungan fisik, ekosistem, dan kondisi sosial masyarakat; (2) Mengkaji dampak ekonomi banjir, termasuk kerusakan aset dan strategi adaptasi yang diterapkan warga; dan (3) Mengevaluasi kapasitas masyarakat dalam merespons banjir dan menganalisis efektivitas kebijakan pengelolaan lingkungan yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan observasi lapangan, wawancara mendalam, Diskusi Kelompok Terarah (FGD), dan kuesioner yang disebarkan kepada 30 rumah tangga terdampak banjir yang dipilih secara purposif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa banjir telah menyebabkan pencemaran air, kerusakan drainase, munculnya penyakit, dan kerusakan properti rumah tangga. Kerugian ekonomi meliputi kerusakan aset dan terganggunya kegiatan penghasil pendapatan. Sebagian besar warga belum menerima pelatihan kesiapsiagaan bencana atau akses terhadap informasi mitigasi banjir. Respons pemerintah dinilai terbatas, tanpa adanya tempat evakuasi resmi; sebagai gantinya, warga berlindung di rumah tetangga, masjid, atau posyandu. Temuan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat kapasitas adaptasi masyarakat dan mengintegrasikan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan untuk secara kolektif mengurangi risiko banjir di masa mendatang.