Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Promoting Family Health: A Community Internship Program on Interprofessional Education and Collaboration in Banjarsari District Sasmita, Hanum; Jatmiko Rinto W; Nurmalisa, Baiq Emy
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 5 No. 1 (2025): September 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v5i1.4181

Abstract

Background: The Family Approach Healthy Indonesia Program (PIS-PK) is a key strategy of the Indonesian Ministry of Health. To support this program, community empowerment through interprofessional collaboration is essential. This activity was conducted in RW 05, Banjarsari District, which was identified as an area with specific health concerns.Objectives: This community service aimed to: 1) Implement interprofessional collaboration to address community health issues, and 2) Increase residents' knowledge and awareness of priority health problems.Methods: The activity used the IPCIdEM (Interprofessional Collaborative Practice in Education and Management) approach. The stages included: 1) Problem identification through Focus Group Discussions (FGDs) and analysis of Family Health Index (IKS) data; 2) Planning and implementation of interventions, which consisted of health screenings (blood pressure and blood sugar), health education sessions on hypertension, diabetes, stunting prevention, and family planning, and the distribution of iron supplements to adolescent girls; 3) Evaluation through pre-test and post-test.Results: The FGD and IKS data revealed three priority health problems: Non-Communicable Diseases (hypertension and diabetes), stunting risks, and low participation in family planning programs. The intervention showed positive outcomes: a total of 100 residents participated in the health screenings and education. Pre-test and post-test results from the NCD session showed a significant increase in the average knowledge score from 60% to 80%. Furthermore, 80% of participating adolescent girls committed to consuming iron tablets regularly.Conclusion: The IPCIdEM approach proved effective in facilitating interprofessional collaboration and improving community health literacy. This model can be replicated in other communities to tackle priority health issues in a structured and collaborative manner
EFEKTIVITAS TERAPI AKUPUNKTUR DAN AKUPUNKTUR TELINGA TERHADAP FUNGSI KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI Hanum Sasmita; Jatmiko Rinto W; Eka Deviany Widyawaty
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/szd2ex92

Abstract

Hipertensi merupakan tantangan kesehatan utama di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari 594 juta pada 1975 menjadi 1,13 miliar pada 2019. Salah satu terapi komplementer untuk menangani hipertensi adalah dengan akupunktur dan akupunktur telinga. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas antara akupunktur dan akupunktur telinga dalam memengaruhi fungsi kardiovaskular pada penderita hipertensi. Penelitian dilaksanakan di Desa Leweung Gajah pada periode Februari hingga April 2025. Desain yang digunakan adalah quasi experimental pretest-posttest two group. Terdapat 30 responden yang dipilih secara purposive sampling, kemudian dibagi menjadi dua kelompok: eksperimen (mendapatkan terapi akupunktur plus akupunktur telinga) dan kontrol (hanya terapi akupunktur). Analisis dengan uji wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 (p = 0,001), menandakan bahwa kombinasi terapi akupunktur dan akupunktur telinga berpengaruh nyata terhadap perubahan tekanan darah. Uji mann-whitney pada penurunan tekanan darah antara kedua kelompok menghasilkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) p = 0,032 untuk tekanan sistolik dan p = 0,000 untuk tekanan diastolik. Nilai Mean Rank kelompok eksperimen untuk tekanan sistolik adalah 18,93 dan diastolik 21,90, sedangkan kelompok kontrol (hanya akupunktur) memperoleh Mean Rank sistolik 12,07 dan diastolik 9,10. Hasil ini mengarahkan pada penerimaan Ha dan penolakan H0. Kombinasi terapi akupunktur dan akupunktur telinga terbukti lebih efektif dibandingkan akupunktur saja dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Leweung Gajah, Kabupaten Cirebon.