Kecemasan praoperatif merupakan masalah umum pada pasien operasi elektif yang dapat memengaruhi kondisi psikologis, fisiologis, kebutuhan anestesi, hingga proses pemulihan pascaoperasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan kecemasan praoperatif pada pasien operasi elektif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 50 responden. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal berupa pekerjaan (p=0,011; r=0,356), riwayat operasi (p=0,003; r=0,416), keluhan fisik (p=0,042; r=0,289), pengetahuan (p=0,002; r=0,434), dan konsep diri (p=0,000; r=0,498) berhubungan signifikan dengan kecemasan praoperatif. Faktor eksternal yang berhubungan bermakna adalah jenis operasi (p=0,000; r=0,489) dan dukungan keluarga (p=0,018; r=0,334). Sementara itu, variabel usia (p=0,188) dan pendidikan (p=0,942) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa kecemasan praoperatif bersifat multifaktorial, dipengaruhi oleh kombinasi faktor personal, psikososial, dan prosedural. Pasien dengan pekerjaan aktif, belum pernah menjalani operasi, serta memiliki keluhan fisik cenderung lebih cemas, sedangkan pasien dengan pengetahuan baik, konsep diri positif, dan dukungan keluarga memadai cenderung lebih tenang. Dengan demikian, diperlukan upaya komprehensif melalui skrining rutin kecemasan, edukasi terstruktur, komunikasi terapeutik, dan keterlibatan keluarga sebagai bagian dari manajemen praoperatif. Intervensi yang terintegrasi diharapkan mampu menurunkan tingkat kecemasan sekaligus meningkatkan kualitas perawatan pasien operasi elektif.