Emma Aprilia Hastuti
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Efektifitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) Sebagai Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Pasca Bencana Alam Fandro Armando Tasijawa; Heny Aguspita Dewi; Emma Aprilia Hastuti; Rozali Arsyad Kurniawan; Novi Aliyudin; Supiatun Supiatun; Indah Mentari Artani Siagian; Sartika Rajagukguk; Idhfi Marpatmawati; Khairiyatul Munawwarah; Wiedy Suciati Dewi; Gregoria Klau
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk407

Abstract

Background: Psychological stress due to natural disasters causes a high incidence of post-traumatic stress disorder (PTSD) with the main intervention given is CBT. However, there is no review regarding the effectiveness of CBT as the main intervention in patients who are victims of natural disasters who experience PTSD. This literature aims to evaluate the effectiveness of CBT as a treatment for PTSD victims after natural disasters. Methods: Systematic search on the ebsco database, science direct, and google scholar in December 2018. Articles included in the criteria are RCT studies, non-RCTs using CBT as therapy for patients exposed to natural disasters diagnosed with PTSD. Results: Found 705 research articles and 9 selected articles for analysis. Natural disasters from this review varied, 4 earthquakes, 3 tsunamis, 1 hurricane, and 1 flood with participants, namely 137 adults, 38 adolescents, 164 children, and 91 combined adults and children. Conclusion: A review of 9 articles shows that CBT is very effective as a treatment for PTSD after a natural disaster. Keywords: cognitive behavior therapy (CBT); natural disaster; post traumatik stress disorder (PTSD) ABSTRAK Latar belakang: Tekanan psikologis akibat bencana alam menyebabkan tingginya insiden gangguan stress pasca trauma (PTSD) dengan intervensi utama adalah CBT. Namun belum ada review terkait efektifitas CBT sebagai intervensi utama pada pasien korban bencana alam yang mengalami PTSD. Literature ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas CBT sebagai penanganan korban PTSD pasca bencana alam. Metode: Pencarian sistematis pada database ebsco, science direct dan google scholar pada bulan Desember 2018. Artikel yang masuk dalam kriteria yaitu penelitian RCT, non RCT dengan menggunakan CBT sebagai terapi pasien yang terpapar bencana alam yang didiagnosis PTSD. Hasil: Ditemukan 705 artikel penelitian dan 9 artikel terpilih untuk dianalisis. Bencana alam dari review ini bervariasi, 4 gempa bumi, 3 tsunami, 1 badai dan 1 banjir dengan partisipan yaitu 137 orang dewasa, 38 remaja, 164 anak serta 91 gabungan dewasa dan anak-anak. Kesimpulan: review dari 9 artikel menunjukkan CBT sangat efektif sebagai penanganan PTSD setelah terjadinya bencana alam. Kata kunci: bencana alam; cognitive behavior therapy (CBT); post traumatik stress disorder (PTSD)
Self-Management Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Dalam Menghadapi Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Aprilia Hastuti, Emma; Widianti, Efri; Siagian, Indah Mentari; Septriyani, Diah
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/sm58ry57

Abstract

Mahasiswa keperawatan sering kali mengalami stres dalam mengikuti kegiatan akademik. Salah satu stresornya adalah ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Stres pada mahasiswa keperawatan mengakibatkan dampak yang negatif, maka diperlukan self-management atau pengelolaan diri yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan self-management dengan tingkat stres pada mahasiswa yang akan menghadapi ujian OSCE. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75 mahasiswa . Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner self-management untuk mengukur tingkat self-management pada mahasiswa dan kuesioner Student-Life Stres Inventory untuk mengukur tingkat stres pada mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar mahasiswa memiliki selfmanagement yang tinggi (37,3%) dan tingkat stres sedang (37,3%). Analisis hubungan self-management dengan tingkat stres dinilai dengan menggunakan p-value, dimana nilai p-valuenya adalah 0,000 (< 0,05) dengan r = - 0.865 . Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya hubungan yang signifikan antara self-management dengan tingkat stres, arah hubungan diantara kedua variabel adalah negatif dengan tingkat keeratan hubungan sangat kuat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada mahasiswa pada saat menghadapi ujian OSCE untuk bisa mengontrol tingkat stres dengan mempertahankan self-management yang sudah dimiliki.
The Relationship Between Cybervictimization and Anxiety among Nursing Students at Stikes Dharma Husada Rudianty, Vena Annisa; Ambarwaty, Mia Dwi; Hastuti, Emma Aprilia; Siagian, Indah Mentari
Karya Kesehatan Siwalima Vol 4, No 2 (2025): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v4i2.1722

Abstract

Cybervictimization is a form of violence or harassment conducted online, which can lead to negative impacts on psychological conditions, one of which is anxiety. Cybervictimization is particularly prevalent among late adolescents and young adults, as this age group frequently uses social media as a primary means of daily interaction. This study aimed to examine the association between cybervictimization and anxiety levels among nursing students at STIKes Dharma Husada. The study employed a quantitative method with a correlational design and a cross-sectional approach. The sample consisted of 76 respondents. Research instruments included the Cybervictimization Scale (CYBVICS) and the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7). Data were analyzed using Spearman’s Rank test. The findings showed that the majority of respondents experienced moderate levels of cybervictimization (50.0%), and most reported severe anxiety (56.6%). Correlation analysis revealed a significant association between cybervictimization and anxiety, with a p-value of 0.001 and a correlation coefficient of 0.449, indicating a moderate positive relationship. In conclusion, the higher the level of cybervictimization experienced, the higher the level of anxiety among students. Based on these findings, it is recommended that educational institutions and students pay greater attention to the prevention and management of the psychological impacts of digital violence
Analisis Determinan Faktor Penyebab Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi Elektif Hastuti, Emma Aprilia; Aristiawati, Sela; Mutiudin, Ade Iwan
Karya Kesehatan Siwalima Vol 4, No 1 (2025): Maret
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v4i1.1683

Abstract

Kecemasan praoperatif merupakan masalah umum pada pasien operasi elektif yang dapat memengaruhi kondisi psikologis, fisiologis, kebutuhan anestesi, hingga proses pemulihan pascaoperasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan kecemasan praoperatif pada pasien operasi elektif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 50 responden. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal berupa pekerjaan (p=0,011; r=0,356), riwayat operasi (p=0,003; r=0,416), keluhan fisik (p=0,042; r=0,289), pengetahuan (p=0,002; r=0,434), dan konsep diri (p=0,000; r=0,498) berhubungan signifikan dengan kecemasan praoperatif. Faktor eksternal yang berhubungan bermakna adalah jenis operasi (p=0,000; r=0,489) dan dukungan keluarga (p=0,018; r=0,334). Sementara itu, variabel usia (p=0,188) dan pendidikan (p=0,942) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa kecemasan praoperatif bersifat multifaktorial, dipengaruhi oleh kombinasi faktor personal, psikososial, dan prosedural. Pasien dengan pekerjaan aktif, belum pernah menjalani operasi, serta memiliki keluhan fisik cenderung lebih cemas, sedangkan pasien dengan pengetahuan baik, konsep diri positif, dan dukungan keluarga memadai cenderung lebih tenang. Dengan demikian, diperlukan upaya komprehensif melalui skrining rutin kecemasan, edukasi terstruktur, komunikasi terapeutik, dan keterlibatan keluarga sebagai bagian dari manajemen praoperatif. Intervensi yang terintegrasi diharapkan mampu menurunkan tingkat kecemasan sekaligus meningkatkan kualitas perawatan pasien operasi elektif.
Kuesioner Pengkajian Kesepian di Ruang Intensive Care Unit: Tinjauan Naratif Setiawan, Deris Riandi; Rejeki, Yunita Fitri; Hastuti, Emma Aprilia
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.48554

Abstract

Kesepian merupakan tantangan emosional yang signifikan bagi pasien di Intensive Care Unit (ICU) yang sering diperburuk oleh isolasi fisik dan sosial akibat kebijakan pembatasan kunjungan. Kesepian dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik. Penelitian ini penting untuk meninjau kuesioner pengkajian kesepian secara akurat. Studi ini bertujuan untuk meninjau penggunaan kuesioner pengkajian kesepian pada pasien ICU dan mengevaluasi keefektifan berbagai instrumen dalam mengidentifikasi tingkat kesepian. Desain tinjauan ini menggunakan metode naratif berdasarkan pendekatan PRISMA-ScR, dengan kriteria kelayakan artikel meliputi studi kuantitatif dan kualitatif yang dipublikasikan dalam rentang tahun 2019-2024. Pencarian dilakukan di tiga database utama, yaitu CINAHL, PubMed, dan Scopus, yang menghasilkan 33 artikel. Setelah melalui proses eliminasi, delapan artikel dipilih untuk analisis lebih lanjut. Studi-studi yang dianalisis menggunakan beberapa instrumen pengukuran kesepian seperti De-Jong Gierveld Loneliness Scale (DJGLS), UCLA Loneliness Scale (UCLA-LS), dan 3-Items Loneliness Scale. Hasil kajian menunjukkan bahwa kuesioner-kuesioner ini efektif dalam mengidentifikasi kesepian pada pasien ICU, meskipun terdapat perbedaan kekuatan dan kelemahan dalam penggunaannya. Tinjauan ini memberikan wawasan baru bagi tenaga kesehatan dalam menangani aspek psikologis pasien ICU, yang sering kali terabaikan, serta pentingnya memilih instrumen yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
Masalah Psikososial Ibu Dengan Anak Stunted : Studi Deskriptif Kualitatif Aprilia Hastuti, Emma; Suryani, Suryani; Sriati, Aat
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.991 KB) | DOI: 10.33867/jka.v9i2.352

Abstract

Stunted telah menjadi trend masalah kesehatan anak Indonesia saat ini. Kondisi kesehatanpsikososial ibu merupakan substansi yang penting dalam ibu memiliki anak stunted.Ketidakmampuan ibu beradaptasi terhadap berbagai tekanan hidup dapat menyebabkanmasalah psikososial pada ibu. Ibu perlu mengenali masalah psikososial yang dialamiselama hamil dan memiliki anak sehingga berpengaruh terhadap prosesnya ibu memilikianak stunted. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi masalah psikososial ibu dengananak stunted. Metode penelitian yang digunakan dengan penelitian kualitatif denganmenggunakan pendekatan deskriptif eksploratif, di wilayah kerja Puskesmas SudiKabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan wawancarasemi terstruktur terhadap 8 orang ibu usia 23-33 tahun yang memiliki anak stunted.Transkrip wawancara dianalisis menggunakan analisis tematik Braun dan Clarke.Adapun hasil dalam penelitian terdapat 5 tema esensial yang muncul dalam penelitian ini,anatara lain: 1) mengalami berbagai emosi negatif saat hamil, 2) merasa khawatir denganpertumbuhan dan perkembangan anak stunted, 3) ibu malu memiliki anak stunted, 4)penghasilan yang kurang membuat ibu harus bekerja, 5) berdoa dan beristighfar sebagaiusaha menenangkan hati. Sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah psikososialdialami ibu selama dan setelah memiliki anak dengan stunted. Berbagai masalah tersebutmerujuk pada stress, kecemasan, kehilangan, dan harga diri rendah. maka terdapatimplikasi bagi praktik keperawatan yaitu perlunya pengembangan program model berupapsikoedukasi, konseling, promoting emotional support, dan homevisit pre and periconceptionintervention group
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Kesehatan Mental Emosional Pada Remaja Aprilia Hastuti, Emma; Widianti, Efri; Aryani, Yulyani Asri
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/jka.v10i1.353

Abstract

Twitter menjadi salah satu media sosial yang banyak memberikan dampak negatif bagiremaja. Dampak yang terjadi seperti merasa cemas, overthinking, bahkan terjadinyakecanduan yang mengakibatkan remaja sulit mengendalikan emosi. Hal tersebut jikaterjadi secara terus menerus akan berbahaya bagi kesehatan mental salah satunya mentalemosional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan media sosialTwitter terhadap kesehatan mental emosional pada remaja. Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan jenis asosiatif kausal. Populasi penelitian ini remaja penggunaTwitter di Jawa Barat sejumlah 100 responden yang dipilih menggunakan teknikpurposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana hasilnyat hitung (-6,175) < t tabel (2,021) bermakna adanya pengaruh negatif penggunaan sosialTwitter terhadap kesehatan mental emosional remaja di Jawa Barat dengan nilai p-value= 0,000 (p value < ?0,05). Serta penggunaan media sosial Twitter berpengaruh sebesar28,0% terhadap kesehatan mental emosional, sisanya dipengaruhi oleh media sosiallainnya. Penggunaan media sosial harus digunakan secara bijak, selain untuk mencegahkecanduan juga untuk meminimalisir munculnya masalah gangguan mental emosional