Penelitiani ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan computational Thinking peserta diidk kelas VII di SMPN 3 Pariangan dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari kesulitan peserta didik dalam Menyusun algoritma penyelesaian, menganalisis informasi, serta mengenali pola dalam menyelesaikan soal non rutin. Pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dianggap sebagai salah satu solusi inovatif untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21, khususnya kemampuan computational thinking yang meliputi dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan computational thinking peserta didik yang menggunakan pendekatan STEAM lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional dikelas VII SMPN 3 Pariangan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan penelitian Randomized Control Grup Only Design. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh peserta didik kelas VII SMPN 3 Pariangan tahun ajaran 2024/2025. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari hasil pemberian soal tes kemampuan computational thinking peserta didik dan dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan computational thinking peserta didik yang menggunakan pendekatan STEAM lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran konvensional hal ini ditandai dengan thitung>ttabel atau 2,45449 > 2,00855 maka H0 ditolak, artinya pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa kemampuan computational thinking peserta didik dengan menggunakan pendekatan STEAM lebih baik dari pada kemampuan computational thinking pembelajaran konvensional dikelas VII SMPN 3 Pariangan.