Abstract: This research aims to determine the effect of the game movement learning model on the gross motor skills of third grade students at SDN Laban Tengah, Tirtayasa Sub-district, Serang Regency. The study employed a quantitative approach with an experimental design involving 31 students, consisting of 18 students in the control class and 13 students in the experimental class. Data on gross motor skills were obtained through several test instruments, namely a 30-meter sprint test to measure speed, a shuttle run 4 x 10 meters test to measure agility, a throwing and catching ball test to measure coordination, and a stork stand test to measure balance. The results of the study revealed significant differences between the control and experimental classes. In the experimental class, 30.77% of students were categorized as very high in gross motor skills, while in the control class only 16.67% achieved the same category. The t-test analysis showed a significance value of 0.002 < 0.05, indicating that the game movement learning model had a significant effect on students’ gross motor skills. In addition, the F-test supported these findings, with an Fvalue of 6.564 ? Ftable 3.091 and a significance value of 0.002 < 0.05. Keyword: Learning Model, Game Movement, Gross Motor Skills. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran gerak permainan terhadap kemampuan motorik kasar siswa kelas III SDN Laban Tengah, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen yang melibatkan 31 siswa, yang terdiri dari 18 siswa di kelas kontrol dan 13 siswa di kelas eksperimen. Data kemampuan motorik kasar diperoleh melalui beberapa instrumen tes, yaitu tes lari cepat 30 Meter untuk mengukur kecepatan, tes lari bolak-balik 4 x 10 Meter untuk mengukur kelincahan, tes melempar dan menangkap bola untuk mengukur koordinasi, dan tes berdiri bangau untuk mengukur keseimbangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas eksperimen, 30,77% siswa berkategori sangat tinggi pada kemampuan motorik kasar, sedangkan pada kelas kontrol hanya 16,67% yang mencapai kategori yang sama. Analisis uji-t menunjukkan nilai signifikansi 0,002 < 0,05, yang menunjukkan bahwa model pembelajaran gerak permainan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan motorik kasar siswa. Selain itu, uji F mendukung temuan ini, dengan nilai F sebesar 6,564 ? F tabel 3,091 dan nilai signifikansi 0,002 < 0,05.Kata kunci: Model Pembelajaran, Gerak Permainan, Motorik Kasar.