Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis of Healthy Lifestyles According to Digital Health Literacy in Adolescent Girls Aged 11-19 Years Irfan Nafis Sjamsuddin; Tuti Surtimanah
International Journal of Health Literacy and Science Vol. 1 No. 2 (2023): International Journal of Health Literacy and Science
Publisher : Health Science UDINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/ihelis.v1i2.27

Abstract

Adolescent health problems are generally related to risky behavior and lifestyle. Adolescents' healthy lifestyles are influenced by various factors. one of which is health literacy. Teenagers tend to use new media as a source of information. so a different health literacy approach is needed namely digital health literacy. The research aims to determine the relationship between digital health literacy and a healthy lifestyle in adolescent girls aged 11-19 years. A research method is a descriptive analysis that uses secondary data. The population was 689 adolescent girl women aged 11-19 years. with a sample of 530 people selected purposively. The secondary data used was collected through interviews and anthropometric measurements. The data analysis is univariate and bivariate. The results showed that adolescent girls had good eating habits were 59.7%; 53.2% had good physical activity but 69.4% had smoked. Digital health literacy was 54.5% in the high category. and the literacy components of accessing information. evaluating. and applying information were mostly in the high category. The conclusion is there’s no relationship (p > 0.05) between digital health literacy and eating behavior. physical activity. and smoking behavior. However. there is a relationship (p<0.05) between the information access component and smoking behavior. It is necessary to study qualitatively related to this study.
Evaluasi Pasca Pelatihan: Keterampilan Bidan dalam Pelayanan Kontrasepsi: Post-Training Evaluation: Midwives' Skills in Contraception Services Tuti_Surtimanah; Dean Rosmawati; Gina Zulfah; Nuraini; Yeni Mahwati; Irfan Nafis Sjamsuddin
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 5: MAY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i5.5017

Abstract

Latar belakang: Pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan mesti dilakukan secara terstandar dan berkualitas. Telah dilakukan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi bidan dengan indikator hasil belajar 16 ranah keterampilan dan empat ranah pengetahuan. Tujuan: Mengetahui tingkat keterampilan bidan pasca pelatihan pelayanan kontrasepsi. Metode: Disain mixed methods, rancangan sekuensial eksplanatif. Populasi alumni pelatihan tahun 2023 dengan sampel total sebanyak 40 orang untuk penelitian kuantitatif, dan 13 informan penelitian kualitatif dipilih purposif. Pengumpulan data kuantitatif melalui penyebaran kuesioner skala penilaian diri dan pertanyaan aplikasi keterampilan pelayanan kontrasepsi berbentuk google form, kemudian dianalisis deskriptif dan uji beda skor keterampilan menurut karakteristik responden. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, dianalisis menggunakan framework analysis. Hasil: Rata-rata skor keterampilan hasil skala penilaian diri sebesar 80,20 lebih tinggi dari rata-rata skor hasil pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi sebesar 49,75. Tidak ada korelasi signifikan antara skor hasil skala penilaian diri dengan skor hasil pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi (p 0,689). Tidak ada beda signifikan (p > 0,05) skor keterampilan pelayanan kontrasepsi menurut umur, instansi kerja, pendidikan, jenis tugas, asal kabupaten – kota, lama kerja. Ada 8 dari 16 keterampilan yang dijawab benar ? 50% responden pada pertanyaan aplikasi keterampilan yaitu konseling dengan ABPK, pelayanan kontrasepsi darurat dan pasca keguguran, pelayanan kontrasepsi metode suntik – pil dan kondom, melakukan kewaspadaan pencegahan pengendalian infeksi, pencatatan pelaporan pelayanan. Terjadi perubahan keyakinan diri serta motivasi melaksanakan tugas pasca pelatihan, termasuk dalam melaksanakan konseling. Kesimpulan: Sebanyak 97,5% responden memiliki keterampilan pelayanan kontrasepsi kategori baik menurut skala penilaian diri, namun hanya 45% memiliki kategori baik menurut jawaban pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi. Dukungan pimpinan, kebijakan serta penyediaan sarana prasarana kerja dibutuhkan alumni dalam mengaplikasikan keterampilan yang dipelajari selama pelatihan.