Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Kalender Penanda Menstruasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Menandai Tanggal Hari Pertama Haid Terakhir Nike Arta Puspitasari; Herri Sastramihardja; Yeni Mahwati; Hidayat Wijayanegara; Suryani Soepadan; Ma'mun Sutisna
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 5, No 4 (2020): Volume 5 Nomor 4 Juni 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsk.v5i4.31286

Abstract

Umur kehamilan dapat ditentukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT), namun di lapangan tidak sedikit wanita usia subur (WUS) yang tidak ingat tanggal HPHT karena tidak pernah mencatat/menandai tanggal HPHT. Survei yang dilakukan di Klinik Pratama Sahabat Ibu dan Anak Kota Bandung hampir seluruh wanita yang disurvei tidak ingat tanggal HPHT-nya dan tidak pernah mencatat tanggal HPHT-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kalender penanda menstruasi terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT. Untuk mengetahui pengaruh terhadap pengetahuan, digunakan rancangan one group pretest-posttest design, sedangkan untuk mengetahui pengaruh terhadap perilaku digunakan rancangan posttest only design (deskriptif). Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampel dengan 32 responden dan dilaksanakan pada bulan Januari-April Tahun 2019 di Klinik Pratama Sahabat Ibu dan Anak Kota Bandung.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan skor pengetahuan yang signifikan dari 6 (median pretest) menjadi 8 (median posttest), (p<0,05). Terdapat juga peningkatan perubahan perilaku dari 0% menjadi 81,3%  (secara deskriptif) setelah mendapat intervensi. Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh kalender penanda menstruasi terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT.Kata Kunci : Hari Pertama Haid Terakhir, Kalender, Pengetahuan,  Perilaku, Wanita Usia Subur
Kajian Naratif: Intervensi untuk Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan Tuberculosis Yeni Mahwati
Kesmas Indonesia Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ki.2022.14.2.5655

Abstract

Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia yang penting. WHO melaporkan bahwa TB merupakan penyebab penyakit bagi sekitar 10 juta orang setiap tahun dan menduduki peringkat sepuluh besar penyebab kematian secara global. Cakupan pengobatan TB pada tahun 2020 sebesar 41,7% relatif menurun jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Kegagalan pengobatan TB dapat mengakibatkan pada MDR-TB dan terjadinya kematian. Kepatuhan berobat memegang peran vital dalam menentukan keberhasilan program pengobatan TB. Ketidakpatuhan juga diidentifikasi sebagai faktor utama munculnya MDR-TB. Tujuan: Untuk mengetahui intervensi apa saja yang dapat mendorong kepatuhan pengobatan TB sehingga mencegah kejadian MDR-TB. Metode: Pencarian literatur menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci yaitu “tuberculosis” or ”treatment tuberculosis” and “RCT” or “quasi-experiment” and “compliance” or “adherence”. Hasil Penelitian: Tiga belas studi diambil terkait dengan intervensi peningkatan pengobatan tuberculosis. Intervensi yang dilakukan dalam upaya peningkatan kepatuhan pengobatan tuberkulosis antara lain konseling psikologis, edukasi individu, pengawasan pengobatan berbasis digital, dukungan rekan dan pengingat SMS. Kesimpulan: Intervensi yang dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan TB yaitu konseling psikologis, edukasi individu, pengawasan pengobatan berbasis digital (99DOTS, WOT, pengingat pengisian ulang pil berbasis telepon, dan monitor pengobatan), dan dukungan rekan.
Effect of body weight changes on hypertension in Indonesian adults (A 14-year follow up) Mahwati, Yeni
Makara Journal of Health Research Vol. 23, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Obesity is one of the major risk factors of hypertension. There is no large cohort study designed to investigate the quantitative asso­ciation between body weight changes and the risk of hypertension in Indonesia. The aim of this study was to determine the impact of longitudinal BMI changes on hypertension in Indonesian adults. Methods: Body Mass Index (BMI) was computed by dividing weight (kg) by height squared (m2). Based on the BMI at baseline, the participants formed four weight-change groups: normal weight-maintainers, weight-gainers, weight-losers and overweight or obese-maintainers. The effect of age on the relationship between body weight changes and hypertension was analyzed by logistic regression models using stratified analysis. Results: Four body weight changes were identified: normal weight-maintainers (41.95%), weight-gainers (18.83%), weight-losers (5.24%), and overweight or obese-maintainers (33.98%). The stratified logistic regression analysis showed that changes in the relationships between the BMI changes and hypertension with age generally tended to be positive in the younger age-based subgroups but negative in the older subgroups. Relative to the normal weight-maintainers, the weight-gainers had the highest likelihood of hypertension (OR=1.68 95%CI [1.23-1.93]). Conclusions: The findings of the study underline the importance of maintaining normal weight for preventing hypertension especially for the middle-aged.
The Relationship between Spirituality and Depression Among the Elderly in Indonesia Mahwati, Yeni
Makara Journal of Health Research Vol. 21, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Studies have shown that there is an association between spirituality and better physical and mental health. Depression has one of the highest prevalence amongst the mental health illnesses in the elderly, and it can lead to poor physical health. This study aims to determine the relationship between spirituality and depression. Methods: Data was obtained from the 4th Indonesian Family Life Survey, that was conducted in 2007; the total study sample included 3,103 elderly Indonesians. Logistic regression was performed to determine the relationship between spirituality and depression. Results: This study found that the prevalence of depression was 7.2%, with the largest proportion of those being ≥ 70 years, female, less educated, unemployed, elderly with multimorbidities, unmarried, and less spiritual. Logistic regression analysis showed a strong relationship between spirituality and depression (odds ratio= 1.869; 95% confidence interval; 1.422 to 2.458) after it was controlled for all variables. Conclusions: This study found that spirituality has a significant relationship with rates of depression. The government needs to develop a program that strengthens spirituality to improve mental health in the elderly.
MENJAGA BERAT BADAN SEHAT DENGAN “CERDIK” DI USIA PERTENGAHAN (45-59 TAHUN): STUDI CROSS SECTIONAL INDONESIA FAMILY LIFE SURVEY (IFLS) 2014-2015 Yeni Mahwati; Indriati Indriati
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 2 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i2.374

Abstract

Epidemi obesitas menjadi tantangan terbesar kesehatan masyarakat global. Di Indonesia, prevalensi berat badan lebih dan obesitas menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terus mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku CERDIK dengan berat badan pada penduduk usia pertengahan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari IFLS-5 terhadap 5.781 individu usia pertengahan di Indonesia (45-59 tahun). Desain penelitian ini adalah cross sectional, dengan variabel independen perilaku CERDIK: pemeriksaan kesehatan, penggunaan tembakau, aktivitas fisik, konsumsi makanan, kecukupan tidur dan kepribadian. Variabel dependen adalah berat badan sehat, didefinisikan sebagai partisipan yang memiliki IMT < 23 kg/m2. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan regresi logistik multivariat. Secara keseluruhan, 36,8% populasi usia pertengahan di Indonesia memiliki berat badan sehat. Odds ratio (OR) dan 95% interval kepercayaan (CI) berat badan sehat secara signifikan lebih tinggi di antara mereka yang berusia 50-59 tahun, laki-laki, tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, pengguna tembakau saat ini, memiliki aktivitas fisik tinggi, mengkonsumi buah setiap hari, tidak pernah mengkonsumsi daging, gorengan, makanan manis dan fastfood. Kepribadian Ekstraversion dan Agreeableness ditemukan berhubungan dengan status berat badan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pemeriksaan kesehatan, penggunaan tembakau, aktivitas fisik tinggi, mengkonsumsi buah setiap hari, tidak mengkonsumsi daging atau mengkonsumsi daging tidak setiap hari, tidak mengkonsumsi gorengan dan memiliki kepribadian ekstraversi berhubungan dengan berat badan sehat. Upaya promosi kesehatan perilaku CERDIK perlu terus dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan risiko terjadinya obesitas pada usia pertengahan.
Kajian Naratif: Intervensi untuk Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan Tuberculosis Yeni Mahwati
Kesmas Indonesia Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ki.2022.14.2.5655

Abstract

Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia yang penting. WHO melaporkan bahwa TB merupakan penyebab penyakit bagi sekitar 10 juta orang setiap tahun dan menduduki peringkat sepuluh besar penyebab kematian secara global. Cakupan pengobatan TB pada tahun 2020 sebesar 41,7% relatif menurun jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Kegagalan pengobatan TB dapat mengakibatkan pada MDR-TB dan terjadinya kematian. Kepatuhan berobat memegang peran vital dalam menentukan keberhasilan program pengobatan TB. Ketidakpatuhan juga diidentifikasi sebagai faktor utama munculnya MDR-TB. Tujuan: Untuk mengetahui intervensi apa saja yang dapat mendorong kepatuhan pengobatan TB sehingga mencegah kejadian MDR-TB. Metode: Pencarian literatur menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci yaitu “tuberculosis” or ”treatment tuberculosis” and “RCT” or “quasi-experiment” and “compliance” or “adherence”. Hasil Penelitian: Tiga belas studi diambil terkait dengan intervensi peningkatan pengobatan tuberculosis. Intervensi yang dilakukan dalam upaya peningkatan kepatuhan pengobatan tuberkulosis antara lain konseling psikologis, edukasi individu, pengawasan pengobatan berbasis digital, dukungan rekan dan pengingat SMS. Kesimpulan: Intervensi yang dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan TB yaitu konseling psikologis, edukasi individu, pengawasan pengobatan berbasis digital (99DOTS, WOT, pengingat pengisian ulang pil berbasis telepon, dan monitor pengobatan), dan dukungan rekan.
SINDROM PASCA COVID-19 Aprilia Sari; Yeni Mahwati
Sehat MasadaJurnal Vol 17 No 1 (2023): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v17i1.418

Abstract

Background: The phenomenon of post-COVID-19 syndrome is still largely unreported in Indonesia. Post-COVID-19 syndrome itself has not been widely studied, resulting in a lack of promotive and preventive measures for patients who experience post-COVID-19 syndrome. Objective: To determine the syndrome experienced by COVID-19 survivors and the factors that influence the occurrence of post-COVID-19 syndrome. Methods: Literature search using Google Scholar and Pubmed databases with a range of years 2019-2023. With keywords "Adult" and "Elderly" and "Long COVID-19" or "COVID-19 Syndrome" or "Long haulers" or "Post COVID-19" and "Brain fog" or "Fatigue" or "Dyspnea" or "Breathlessness". Discussion: A total of 10 studies were included. The most reported syndrome was fatigue and the most reported risk factor affecting the incidence of post COVID-19 syndrome was female gender. Conclusion: Post-COVID-19 syndrome is a complex condition with multiple and prolonged syndromes. The effects of post-COVID-19 syndrome are enormous for health.
KAJIAN NARATIF: INTERVENSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STUNTING Claudia Azhari; Yeni Mahwati
Prosiding Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu) Vol 4 (2022): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/sinamu.v4i0.8291

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang menjadi perhatian utama dunia termasuk Indonesia. WHO menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Stunting dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas, hilangnya potensi pertumbuhan fisik, berkurangnya neuron fungsi perkembangan, serta berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Pemahaman terhadap strategi penanganaan stunting berbasis bukti sangat diperlukan untuk untuk mengatasi masalah stunting sehingga dapat terjadinya perbaikan generasi masa depan yang sehat. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui intervensi apa saja dalam pencegahan dan pengendalian stunting sehingga dapat mengurangi angka prevalensi stunting. Intervensi yang dilakukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian stunting antara lain pendidikan gizi, intervensi perlindungan sosial (bantuan tunai tanpa syarat), dan intervensi literasi gizi ibu. Kesimpulan: Intervensi yang dapat mencegah dan mengendalikan stunting yaitu pendidikan gizi, intervensi perlindungan sosial (bantuan tunai tanpa syarat, dan intervensi literasi gizi ibuKata Kunci: Intervensi, stunting, pemberdayaan masyarakat, RCT
Perbedaan Pengaruh Antara Akupresur pada Titik He ku (Li4) dan Musik Klasik Mozart terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) Primer pada Remaja Putri SMPN 14 Kota Baubau Sulawesi Tenggara WaOde Nur Syuhada; Hidayat Wijayanegara; Herri Sastramihardja; Yeni Mahwati; Mamun Sutisna; Suryani Suryani
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 6, No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsk.v6i2.48530

Abstract

Dismenorea adalah nyeri yang terjadi sebelum dan selama menstruasi. Upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi rasa nyeri saat menstruasi yaitu dengan cara farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan yaitu dengan teknik akupresur dan terapi musik.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan dan melihat pengaruh pemberian akupresur melalui penekanan pada titik He Ku (LI 4) dengan kombinasi pemberian akupresur melalui penekanan pada titk He Ku (LI 4) dan terapi musik klasik Mozart terhadap penurunan skala nyeri haid (dismenore) primer pada remaja putri. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatanpre posttest group design dengan jumlah sampel 74 siswi. Penelitian dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2020 di SMPN 14 Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel siswi dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kombinasi dari akupresur dan musik. Analisis perbedaan kedua kelompok diuji secara statistik dengan uji sampel T test. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi dari akupresur dan musik terdapat penurunan yang signifikan dengan penurunan intensitas nyeri menstruasi (dismenore primer) dengan p value 0,000 (p<0,005). Simpulan dalam penelitian ini, bahwa kombinasi akupresur dan musik terdapat penurunan yang signifikan dibandingkan akupresur terhadap intensitas nyeri menstruasi (dismenore primer) pada siswi.Kata Kunci : Dismenore primer, Akupresur, Treatment musik.
Evaluasi Pasca Pelatihan: Keterampilan Bidan dalam Pelayanan Kontrasepsi: Post-Training Evaluation: Midwives' Skills in Contraception Services Tuti_Surtimanah; Dean Rosmawati; Gina Zulfah; Nuraini; Yeni Mahwati; Irfan Nafis Sjamsuddin
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 5: MAY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i5.5017

Abstract

Latar belakang: Pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan mesti dilakukan secara terstandar dan berkualitas. Telah dilakukan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi bidan dengan indikator hasil belajar 16 ranah keterampilan dan empat ranah pengetahuan. Tujuan: Mengetahui tingkat keterampilan bidan pasca pelatihan pelayanan kontrasepsi. Metode: Disain mixed methods, rancangan sekuensial eksplanatif. Populasi alumni pelatihan tahun 2023 dengan sampel total sebanyak 40 orang untuk penelitian kuantitatif, dan 13 informan penelitian kualitatif dipilih purposif. Pengumpulan data kuantitatif melalui penyebaran kuesioner skala penilaian diri dan pertanyaan aplikasi keterampilan pelayanan kontrasepsi berbentuk google form, kemudian dianalisis deskriptif dan uji beda skor keterampilan menurut karakteristik responden. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, dianalisis menggunakan framework analysis. Hasil: Rata-rata skor keterampilan hasil skala penilaian diri sebesar 80,20 lebih tinggi dari rata-rata skor hasil pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi sebesar 49,75. Tidak ada korelasi signifikan antara skor hasil skala penilaian diri dengan skor hasil pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi (p 0,689). Tidak ada beda signifikan (p > 0,05) skor keterampilan pelayanan kontrasepsi menurut umur, instansi kerja, pendidikan, jenis tugas, asal kabupaten – kota, lama kerja. Ada 8 dari 16 keterampilan yang dijawab benar ? 50% responden pada pertanyaan aplikasi keterampilan yaitu konseling dengan ABPK, pelayanan kontrasepsi darurat dan pasca keguguran, pelayanan kontrasepsi metode suntik – pil dan kondom, melakukan kewaspadaan pencegahan pengendalian infeksi, pencatatan pelaporan pelayanan. Terjadi perubahan keyakinan diri serta motivasi melaksanakan tugas pasca pelatihan, termasuk dalam melaksanakan konseling. Kesimpulan: Sebanyak 97,5% responden memiliki keterampilan pelayanan kontrasepsi kategori baik menurut skala penilaian diri, namun hanya 45% memiliki kategori baik menurut jawaban pertanyaan aplikasi pelayanan kontrasepsi. Dukungan pimpinan, kebijakan serta penyediaan sarana prasarana kerja dibutuhkan alumni dalam mengaplikasikan keterampilan yang dipelajari selama pelatihan.