Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pertanggungjawaban Pidana terhadap Pelaku Kejahatan Siber dalam Perspektif Hukum Pidana Nasional dan Hukum Internasional Putri Pramesti, Ginna Novarianti Dwi
Jurnal Pro Hukum : Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik Vol 14 No 1 (2025): Jurnal Pro Hukum: Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi prinsip due process dalam prosedur pembatalan sertifikat tanah oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Latar belakang penelitian ini berangkat dari tingginya jumlah sengketa pertanahan di Indonesia serta inkonsistensi penerapan prinsip keadilan prosedural dalam praktik peradilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode normatif-empiris, melalui studi dokumen, wawancara mendalam dengan hakim, pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN), advokat, akademisi, serta masyarakat pencari keadilan, ditambah kuesioner dan observasi persidangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara normatif, prinsip due process sudah tercermin dalam hukum acara perdata, namun pelaksanaannya masih menghadapi berbagai kendala. Hambatan yang ditemukan meliputi keterlambatan pemberitahuan, keterbatasan akses bagi pihak yang lemah, ketidakkonsistenan yurisprudensi, serta kesenjangan antara putusan pengadilan dengan implementasi administratif di BPN. Analisis kuesioner memperlihatkan mayoritas responden menilai penerapan due process belum konsisten. Hasil observasi persidangan juga mengonfirmasi adanya ketidakseimbangan kesempatan pembelaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya perbaikan diperlukan melalui konsistensi putusan Mahkamah Agung, harmonisasi regulasi, transparansi peradilan, serta peningkatan akses bantuan hukum. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada penguatan kepastian hukum dan keadilan substantif dalam penyelesaian sengketa pertanahan.
Virtual Social Movements and Gen-Z Activism: A Study of the #TolakOmnibusLaw Movement in the Digital Space Putri Pramesti, Ginna Novarianti Dwi
Return : Study of Management, Economic and Bussines Vol. 4 No. 5 (2025): Return: Study of Management, Economic and Business
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/return.v4i5.413

Abstract

The rise of digital platforms has reshaped political participation, particularly among Generation Z (Gen-Z). In Indonesia, the #TolakOmnibusLaw movement represents a significant shift in youth activism, leveraging digital spaces to challenge the government's controversial policy. This research aims to analyze the role of Gen-Z in shaping digital activism through the #TolakOmnibusLaw protest, using digital ethnography and social network analysis (SNA) to explore how social media facilitated online political mobilization. The study employs digital ethnography to examine the cultural practices of Gen-Z activists, focusing on their use of memes, TikTok videos, and online discourse. Social network analysis is utilized to trace the spread of the protest across digital platforms, identifying key nodes and influential actors. Findings suggest that digital platforms, particularly Twitter and TikTok, were essential in amplifying the protest, with fandom groups and influencers playing a central role in spreading the message. Despite challenges related to the effectiveness of digital activism, the research indicates that Gen-Z’s participation in the #TolakOmnibusLaw protest led to significant political discourse and youth engagement in Indonesia’s democracy. The study recommends further exploration of hybrid activism, combining digital engagement with offline participation, as a crucial avenue for enhancing youth political involvement in the future.
Peran Budaya Organisasi Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Program Merdeka Belajar di Lembaga Pendidikan Menengah Putri Pramesti, Ginna Novarianti Dwi
Jendela Pendidikan : Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 14 No 1 (2024): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v14i1.3169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran budaya organisasi sekolah terhadap efektivitas implementasi program Merdeka Belajar di lembaga pendidikan menengah. Latar belakang penelitian didasarkan pada fakta bahwa keberhasilan kebijakan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh rancangan program, tetapi juga oleh budaya organisasi yang membentuk perilaku dan praktik warga sekolah. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus di tiga sekolah menengah: sekolah negeri, sekolah swasta umum, dan sekolah berbasis keagamaan. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta kuesioner kepada kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa. Analisis data dilakukan dengan model interaktif Miles & Huberman melalui tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah dengan budaya kolaboratif, terbuka, dan inovatif mampu mengimplementasikan Merdeka Belajar dengan lebih efektif. Guru merasa lebih termotivasi ketika dilibatkan dalam pengambilan keputusan, sementara siswa merasakan adanya peningkatan kebebasan dalam pembelajaran, meskipun otonomi penuh belum sepenuhnya terwujud. Sebaliknya, budaya organisasi yang kaku dan hierarkis menjadi penghambat utama, khususnya pada sekolah dengan tradisi pengajaran yang konservatif. Penelitian ini menegaskan pentingnya penguatan budaya organisasi partisipatif untuk mendukung keberhasilan kebijakan nasional. Implikasi praktis penelitian ini adalah perlunya strategi manajemen sekolah yang mendorong kolaborasi, inovasi, serta peningkatan partisipasi siswa dan guru.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Online pada Usaha Mikro Dayuni, Dayuni; Putri Pramesti, Ginna Novarianti Dwi
Inkubis : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 7 No. 1 (2025): INKUBIS Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Publisher : Politeknik Siber Cerdika Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59261/inkubis.v7i1.107

Abstract

Transformasi digital telah mengubah landscape bisnis global, termasuk perilaku pembelian usaha mikro yang semakin beralih ke platform online. Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi digital commerce pada segmen UMKM, namun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online pada usaha mikro belum dipahami secara komprehensif. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online pada usaha mikro di Indonesia dan mengembangkan model prediktif untuk mendukung strategi digitalisasi UMKM. Penelitian kuantitatif menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan sample 387 pemilik usaha mikro di Jabodetabek. Pengumpulan data melalui survei online dan offline dengan kuesioner terstruktur. Model penelitian dikembangkan berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas dengan faktor contextual. Teridentifikasi 7 faktor signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian online: perceived usefulness (β=0,284), perceived ease of use (β=0,267), trust (β=0,239), price advantage (β=0,196), social influence (β=0,158), perceived risk (β=-0,142), dan digital literacy (β=0,127). Model menjelaskan 73.6% variance dalam purchase intention dengan goodness of fit yang excellent (CFI=0.956, RMSEA=0.048). Keputusan pembelian online usaha mikro dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor teknologi, ekonomi, sosial, dan individual. Perceived usefulness dan ease of use menjadi prediktor terkuat, sementara trust dan price advantage berperan sebagai enabler penting. Temuan menghasilkan Digital Purchase Decision Model for Micro Enterprises yang dapat digunakan untuk pengembangan strategi digitalisasi UMKM dan kebijakan ekonomi digital.
Affiliate Marketing Business as a Digital Entrepreneurship Model: An Analysis of Opportunities and Challenges in the Creative Economy Era 2025 Putri Pramesti, Ginna Novarianti Dwi
International Journal of Social Research Vol. 1 No. 1 (2023): Insight : International Journal of social research
Publisher : Worldwide Research Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/insight.v1i1.80

Abstract

The development of the creative economy in the digital era has opened up new opportunities for technology-based entrepreneurship models, one of which is affiliate marketing. This business model is increasingly popular because it offers flexibility, low capital requirements, and broad market access potential through e-commerce and social media platforms. However, despite its great potential, affiliate marketing practices also face a number of challenges, ranging from limited digital literacy, reliance on platform algorithms, to immature transparency and regulatory issues. Therefore, this research is important to comprehensively analyze the opportunities and challenges of affiliate marketing as a digital entrepreneurship model in supporting the growth of the creative economy in 2025. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. Data were collected through in-depth interviews with affiliate marketers, participatory observations, and documentation studies from related literature sources. Data analysis was carried out using the Miles & Huberman interactive model which included data reduction, data presentation, and conclusion drawing through triangulation techniques. The results of the study show that the main opportunities of affiliate marketing include expanding market access, time flexibility, and contributing to financial inclusion, especially for students and MSMEs. However, the challenges found include low digital literacy, instability of platform algorithms, tight competition, and consumer trust issues. This study concludes that affiliate marketing can be a driving force for the creative economy if supported by strategies to strengthen digital literacy, adaptive regulations, collaboration with platforms, and halal product innovation. The implications of this research confirm the importance of multi-stakeholder synergy in building an inclusive and sustainable digital entrepreneurship ecosystem.