Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Metode Pembelajaran Debat Untuk Pembentukan Karakter Pancasila Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Kradenan Puspita Sari, Rika; Hendri Nuryadi, Muhammad; Permata Hartanto, Rima Vien
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 10 (2025): : JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i10.4655

Abstract

Pergantian kurikulum yang cepat membuat guru dan siswa kesulitan beradaptasi meski Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam dibanding Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menganalisis metode pembelajaran debat dapat membentukan karakter Pancasila pada kelas VIII SMP Negeri 1 Kradenan. 2) Untuk menganalisis karakter pancasila sesudah melaksanakan metode pembelajaran debat pada kelas VIII SMP Negeri 1 Kradenan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan 1) Penelitian Kepustakaan. 2) Penelitian Lapangan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa metode pembelajaran debat dapat membentuk karakter Pancasila dengan mengintegrasikan nilai-nilai luhur dalam tiga ranah utama, yaitu spiritual-moral, kemandirian-kolaborasi, dan global-nasionalis. Melalui proses debat yang mencakup persiapan, pelaksanaan, dan refleksi, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, bersikap toleran, berakhlak mulia, serta memiliki semangat gotong royong dan kesadaran kebangsaan dengan langkah 1) pemilihan topik debat 2) pembentukan kelompok 3) pembagian peran 4) penyusuan argumen 5) simulasi debat 6) pelaksanaan debat 7) evaluasi dan refleksi dan 8) kesimpulan. Debat juga menjadi strategi pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan nilai-nilai seperti disiplin, kepemimpinan, keseriusan, dan sopan santun di tengah transisi Kurikulum Merdeka. Karakter Pancasila peserta didik setelah melaksanakan metode debat menunjukkan perkembangan karakter positif seperti 1) aspek beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia 2) aspek kemandirian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia 3) aspek gotong royong semangat kebangsaan 4)aspek bernalar kritis internalisasi nilai pancasila 5)aspek kreatif dalam menerapkan keadilan sosial 6) aspek kebhinekaan global. Peserta didik menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan, mampu mengontrol emosi, dan aktif berkontribusi dalam menyelesaikan masalah bersama.
Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama di Kota Singkawang Sebagai Kota Toleransi: The Dynamics of Interfaith Harmony in Singkawang City as a City of Tolerance Widiatmaka, Pipit; Hendri Nuryadi, Muhammad; Putri Ramadhani, Fadhilah; Saputra, Randi; Irfan, Muhammad
Jurnal Bimas Islam Vol. 18 No. 1 (2025): Jurnal Bimas Islam
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v18i1.984

Abstract

West Kalimantan, especially Sambas Regency, which has expanded into three regions (Sambas, Bengkayang, and Singkawang), has a bad history related to conflicts between religious communities. This occurs because of a lack of tolerance for differences. This research aims to find out the harmony of life between religious communities in Singkawang City and to find out the impact of the lives of people in Singkawang City on diversity in Indonesia. This research approach uses a qualitative approach with a descriptive research method. This research is conducted in the Singkawang City. The data collection in this study uses interviews, observations, and documentation, while the data analysis uses interactive. The harmony between religious communities in Singkawang City is well-established, thanks to the city's regulations that promote tolerance in people's lives. As a result, Singkawang has consistently been ranked first in Indonesia for its tolerance. The impact of interfaith harmony in Singkawang City on diversity in Indonesia is very significant because interfaith harmony in Singkawang City can be a model for all regions in Indonesia.