Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Anestesi Posisi Prone untuk Pengangkatan Tumor Torakal Posterior Pasien Pediatri dengan Malnutrisi Kronis dan Gangguan Metabolik Kulsum, Kulsum; Rachman, Iwan Abdul; Prihatno, MM. Rudi; Jasa, Zafrullah Kany
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2838.546 KB) | DOI: 10.24244/jni.v8i3.237

Abstract

Malnutrisi kronis adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Gangguan metabolik yaitu kondisi adanya kelainan proses metabolisme pada tubuh akibat defisiensi enzim atau hormon. Posisi prone pada neuroanestesi pediatrik tulang belakang dilakukan untuk mencapai tekanan perfusi otak dan tulang belakang yang normal. Tujuan kasus ini membahas pengelolaan neuroanestesi pediatrik pada posisi prone dengan adanya kelainan malnutrisi kronis merupakan hal yang rumit sehingga diperlukan manajemen agar menghasilkan outcome yang baik. Anak laki laki, 8 tahun, 15 kg, 102 cm, benjolan di punggung belakang yang keluar merembes cairan dengan diameter 7 cm sejak lahir, kelemahan anggota gerak, buang air besar dan buang air kecil tertahan. Dilakukan VP-shunt 2 minggu lalu. Premedikasi dengan midazolam dan fentanyl. Induksi menggunakan propofol dan ada penambahan saat laringoskopi dan intubasi. Fasilitas intubasi dengan atracurium. Pemeliharaan anestesi dengan O2 + udara + sevofluran 2% dengan fraksi oksigen 50% + propofol dan rocuronium bolus intravena. Monitoring tanda vital (tekanan darah, denyut jantung, frekuensi nafas, saturasi oksigen, jumlah dan warna urin) serta end tidal CO2. Hasil setelah pengangkatan tumor selama 2 jam hemodinamik relatif stabil, tekanan darah 100120/6080 mmHg. Pasien ditempatkan di Pediatric Intensive Care Unit. Simpulan: diperlukan manajemen neuroanestesi pediatrik untuk menangani kasus malnutrisi kronik dan gangguan metabolik pada pengangkatan tumor torakal posterior agar menghasilkan outcome yang baik.Prone Position Anesthesia for Posterior Thoracal Tumor Removal Pediatric Patient with Chronic Malnutrition and Metabolic DisorderAbstractChronic malnutrition is a condition where the body experiences a disruption in the use of nutrients for growth, development and activity. Metabolic disorders are conditions in which there are abnormal metabolic processes in the body due to enzyme or hormone deficiency. The prone position in pediatric spinal neuroanesthesia is performed to achieve normal cerebral and spinal perfusion pressure. The purpose of this case is to discuss the management of pediatric neuroanesthesia in the complicated prone position in order to produce good outcomes. Boy, 8 years old, 15 kg, 102 cm, a lump in the back that came out seeping fluid with a diameter of 7 cm from birth, weakness in limbs, bowel movements and urinary retention. Performed a VP shunt 2 weeks ago. The premedication method uses midazolam and fentanyl. Induction uses propofol and there are additions during laryngoscopy and intubation. Intubation facilities with atracurium. Maintenance of anesthesia with O2 + air + sevoflurane 2% with 50% oxygen fraction + propofol and intravenous rocuronium bolus. Monitoring vital signs (blood pressure, heart rate, respiratory rate, oxygen saturation, amount and color of urine) and end tidal CO2. Tumor removal results for 2 hours hemodynamically are relatively stable, blood pressure 6080/4050 mmHg. Patients are admit to the Pediatric Intensive Care Unit. Conclusion: pediatric neuroanesthesia management is needed to handle chronic malnutrition and metabolic disorders in the removal of posterior thoracic tumors in order to produce good outcomes.
Dexmedetomidine dan Natrium Laktat Hipertonik pada Bedah Transfenoid Makroadenoma Hipofisis dengan Hiponatremia Prihatno, MM. Rudi; Setiawan, Agus Budi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.284 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol7i2.10

Abstract

Makroadenoma hipofisis merupakan salah satu tumor sellar yang banyak ditemukan di Indonesia. Tumor Sellar memiliki variabilitas histologis yang besar dan mewakili sekitar 10 - 15% dari semua neoplasma intrakranial, dari adenoma hipofisis yang ada mewakili 95% lesi dan merupakan penyebab sekitar 25% dari semua reseksi bedah untuk tumor susunan saraf pusat (SSP). Salah satu tatalaksana makroadenoma hipofisis adalah dengan melakukan upaya intervensi melalui pendekatan transsfenoid. Seorang laki-laki berusia 64 tahun yang mengalami kecelakaan dan menjalani tindakan pembedahan ortopedi. Pasca dilakukan prosedur bedah ortopedi, pasien dirawat di ruang rawat intensif selama 16 hari karena mengalami gangguan ketidakseimbangan elektrolit berkepanjangan, serta didiagnosa menderita tumor di area hipofisisis setelah menjalani pemeriksaan CT-scan. Pasien kemudian direncanakan dilakukan pembedahan melalui pendekatan transphenoid. Pembedahan berlangsung selama 360 menit. Selama pembedahan kondisi hemodinamik stabil, penggunaan opioid minimal dan pasien pulih sadar dengan cepat. Pasien di rawat di ruang perawatan intensif selama 24 jam dan dipindahkan ke ruang perawatan umum. Keluhan yang menyertai pasien pascaoperasi adalah gangguan bernafas melalui hidung kanan dan pusing. Tidak ada gangguan keseimbangan elektrolit yang berlebihan pasca operasi. Penggunaan dexmedetomidine sebagai ajuvan anestesi inhalasi akan mengurangi penggunaan opioid, sedangkan cairan natrium laktat hipertonik pada kasus ini sebagai upaya untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit serta membantu dalam proses pembedahan.Dexmedetomidine and Hypertonic Sodium Lactate in Surgical Transphenoid Macroadenoma Hypophyse with HyponatremiaMacroadenoma pituitary is one of the most common sellar tumors found in Indonesia. Sellar tumors have great histologic variability and represent about 10-15% of all intracranial neoplasms, of existing pituitary adenomas representing 95% of lesions and account for about 25% of all surgical resections for CNS tumors. One of the management of pituitary macroadenoma is by making intervention through transsphenoid approach. A 64-year-old man who had an accident and underwent orthopedic surgery. After orthopedic surgery, the patient was admitted to the intensive care unit for 16 days due to prolonged electrolyte imbalance, and was diagnosed with a tumor in the pituitary area after undergoing a CT scan. The patient then planned surgery through a transphenoid approach. Surgery procedure lasted for 360 minutes. During surgicall, patient in stable hemodynamic conditions, minimal opioid use and the patient recovers consciously quickly. The patient was admitted to the intensive care unit for 24 hours and transferred to the general ward. Complaints that accompany the patient are breathing problems through the right nose and dizziness. There is no electrolyte excessive imbalance postoperative. The use of dexmedetomidine as an adjuvant of inhaled anesthesia will reduce the opioids requirement, while hypertonic lactic sodium liquid in this case as an attempt to maintain electrolyte balance and assist in the process of surgery.