Chindany, Amar Leina
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Photography and urban space: Representations of class and women in Erik Prasetya's work Aji, Daru Tunggul; Mohd Shuib, Ahmad Sofiyuddin bin; Chindany, Amar Leina; Andrea, Novan Jemmi
Jurnal Komunikasi Vol. 19 No. 3 (2025): VOLUME 19 NO 3 OKTOBER 2025
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol19.iss3.art4

Abstract

Through photography, the city is not merely a spatial space, but also positioned as a medium. The subjects of the photographs are presented in a political context to depict the reality between humans and the city. This article investigates the relationship between photography and urban space through Erik Prasetya's photographic works, which are divided into two forms. First, the visual representation of workers on the street. Second, the representation of women in relation to the image of modernity. Using Gillian Rose's visual methodology, visual data is analyzed to show the representation of the working class on the one hand, and women on the other. The results of the study indicate a gap between the image of modernity and the working class. The working class in Jakarta struggles to experience modernity fully. Meanwhile, in the second classification, the visual analysis reveals that metropolitan women are portrayed as having freedom in private spaces (malls with all their modernity), even though what is actually represented is the bondage to the pressures of modernity itself.
Analisis Bahasa Rupa Film Animasi Pendek Seri Cerdas Berkarakter Tentang Edukasi Anti Kekerasan Seksual pada Anak Chindany, Amar Leina
DeKaVe Vol 17, No 1 (2024): DeKaVe Vol. 17 No. 1 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dkv.v17i1.12612

Abstract

Pengetahuan tentang kekerasan seksual pada anak diperlukan sebagai bentuk perlindungan diri. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual pada anak telah diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan sekolah, pemerintah daerah, dan instansi atau lembaga lainnya melalui Prosedur Operasional Standar (POS) di satuan pendidikan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah animasi edukasi. Pada penelitian ini, animasi edukasi menjadi objek dengan target audiens anak-anak usia sekolah dasar atau memasuki massa kanak-kanak akhir. Media animasi edukasi mengenai kekerasan seksual pada anak telah banyak disebarluaskan melalui platform YouTube, salah satunya adalah video animasi "Pencegahan Kekerasan seksual, Seri Animasi Cerdas dan Berperilaku Riri". Dalam hal ini, animasi merupakan sebuah visual storytelling aktif yang dapat menyampaikan pesan melalui cerita yang diimajinasikan. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif dengan Teori Bahasa Visual Primadi Tabrani yang berkaitan dengan wimba, cara wimba, tata ungkap luar dan tata ungkap dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahasa rupa konten edukasi kekerasan seksual pada anak dalam animasi untuk anak sekolah dasar. Hasil analisis menyimpulkan bahwa struktur bahasa rupa dalam animasi terdiri dari wimba dan cara wimba yang menggunakan gaya kartun 2D sehingga memudahkan anak untuk memproses informasi melalui gambar. Penggambaran wimba (karakter, fisik, alam, dan lingkungan) mirip dengan kehidupan nyata. Pesan-pesan edukasi dalam konteks bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, tindakan untuk perlindungan diri, dan contoh kasus disajikan dengan format yang menonjolkan visual representatif. Isu kekerasan seksual dapat disampaikan kepada target audiens dengan ilustrasi yang tepat, jelas, dapat dipercaya, relevan dengan audiens, dan sesuai dengan konteksnya tanpa adanya kesan yang vulgar. Gaya visual animasi dapat memberikan gambaran yang jelas untuk anak-anak usia sekolah dasar atau memasuki masa kanak-kanak, dengan karakter yang menawan dan tidak mengancam.