Saat ini, pembangunan infrastruktur menunjukkan perkembangan signifikan yang telah memicu perkembangan teknologi serta berbagai material baru dalam dunia konstruksi. Limbah dari pembangunan ini khususnya pada pembuatan semen yang nantinya dapat berimbas pada permasalahan lingkungan yang sudah semestinya ditangani dengan tepat dalam pengelolaannya. Penggunaan semen sebagai campuran beton hanya sekitar 10%-15%, tetapi proses produksi semen memerlukan konsumsi energi yang tinggi serta menghasilkan limbah dalam jumlah besar, yang berdampak signifikan terhadap lingkungan yang mana dalam hal ini dapat diatasi dengan menambah atau menggantikan sebagian semen dengan material lain yakni Abu Terbang (Fly Ash). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi campuran abu terbang (Fly Ash) tersebut terhadap kuat tekanan beton. Tujuannya adalah guna mencari tahu pengaruh abu terbang sebagai substitusi parsial semen dalam upaya mempengaruhi kekuatan tekan beton. Ada beberapa variasi kendungan abu terbang yang digunakan yakni dengan campuran 0%, 10%, 20%, dan 30% yang nantinya akan disubtitusikan dengan material semennya. Abu terbang umumnya dimanfaatkan menjadi material pengganti sebagian semen sebesar 5%-20%, di mana penyesuaian formulasi dilakukan agar campuran beton memiliki konsistensi dan kelenturan yang lebih optimal (Sebayang, 2010). Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder sejumlah 8 buah pada masing-masing variasinya dengan umur benda uji selama 28 hari. Hasil kuat tekan yang diperoleh yakni berupa peningkatan pada kadar 10% sampai 20% dan mengalami penurunan ketika kandungan campuran abu terbang sebanyak 30%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatkan kekuatan tekan pada beton dikarenakan adanya reaksi pozzolanic pada material abu terbang dan penurunannya disebabkan karena berkurangnya peran semen sebagai bahan pengikat utama.