Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PULIHNYA KUAT TEKAN BETON PASCA KEBAKARAN SETELAH DILAKUKAN PENYIRAMAN AIR. Wibawa, I Made Sastra; Sunatha, I Gede Ngurah
Kurva Teknik Vol 2, No 1 (2013): Kurva Teknik
Publisher : Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.588 KB)

Abstract

Beton sebagai bahan konstruksi yang material dasarnya sebagian besar berada di alam dan kondisinya semakin langka oleh sebab itu kiat-kiat efisiensi perlu ditingkatkan, beton belakangan ini masih memegang rekor tertinggi sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan, oleh sebab itu selain efisien dalam penggunaan bahan perlu juga terobosan untuk mencari bahan pengganti, oleh sebab itu dituntut adanya teknologi baru dalam penggunaan bahan konstruksi.pesatnya pembangunan fisik yang terjadi berarti pesat juga perkembangan teknologi, kondisi ini sering tidak diikuti oleh penguasaan yang memadai terhadap perkembangan teknologi bahan konstruksi.Terjadinya bencana kebakaran tidak menutup kemungkinan membuat keragu-raguan dalam penggunaan beton meskipun konstruksi beton masih kokoh setelah mengalami kebakaran, sehingga diperlukan usaha agar beton masih dapat dipakai tanpa melakukan pembongkaran. Dalam penelitian ini dicoba melakukan pembakaran terhadap beton kemudian padanya dilakukan penyiraman air dengan variasi satu sampai tiga kali penyiraman air.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kuat tekan beton yang terjadi akibat terjadinya kebakaran, dan seberapa besar kuat tekan beton yang terjadi setelah padanya dilakukan penyiraman air.Penelitian ini di lakukan di laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali yaitu melalui pengujian kuat tekan beton menggunakan benda uji kubus 15x15x15 Cm. Variasi pembuatan benda uji dibuat dalam lima perlakuan dengan masing-masing perlakuan 8 buah benda uji dan pengujian kuat tekan dilakukan pada saat umur 28 hari. Hasil Kuat Tekan yang diperoleh P0 = 230,91 Kg/Cm2 ; PI = 220,76 Kg/Cm2 ; P II = 224,56 Kg/Cm2 ; P III = 226,75 Kg/Cm2 ; P IV = 229,26 Kg/Cm2.Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kuat tekan beton setelah dibakar, namun setelah dilakukan penyiraman air kuat tekannya semakin naik seiiring naiknya jumlah penyiraman. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil penelitian ini beton yang mengalami kebakaran apabila kemudian dilakukan penyiraman air maka beton tersebut masih dapat dipergunakan, namun untuk lebih meyakinkan perlu dilakukan penelitian langsung di lapangan.
THE ROLE OF VERTICAL HOLINESS IN THE MULTI-STOREY INFRASTRUCTURE DESIGN I Made Sastra Wibawa; I Wayan Redana; Putu Alit Suthanaya; Ngakan Made Anom Wiryasa
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.579 KB) | DOI: 10.22225/pd.9.1.1671.11-24

Abstract

The increasing number of residents demands the provision of settlement facilities and infrastructure. Limited land is an obstacle to the development in the horizontal direction, especially the use of green open land which will cause land conversion. The limitation of the building height regulated by local regulations, as well as the local wisdom, namely vertical holiness can be a challenge related to the idea of building multi-storey buildings. When you want to enter the lower floors of the building, there is a feeling of doubt because there are other residents on the upper floors who step over. This study aims to reveal the relationship of vertical holiness with multi-storey building design and formulate vertical holiness as an effort to implement it in a design so that it can be accepted by the community. This study uses a methodology to examine the problem by interviewing the stakeholders and filling out the questionnaire, therefore, the relationship between vertical holiness and multi-storey building design can be obtained. The results of the study clearly confirm that there is indeed a correlation between vertical holiness and multi-storey building design. Thus, the design should pay attention to this vertical holiness. The study also encourages that the formulation of vertical holiness should be legally stated in regulation so that it is easily understood and accepted by the community.
KAJIAN PENYUSUNAN UKL DAN UPL PADA PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN TITAB KABUPATEN BULELENG I Made Tapa Yasa; I Made Anom Santiana; I Made Sastra Wibawa; I Wayan Suasira
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan sub sektor sember daya air adalah meningkatkan produktifitas dalam pemanfaatan sumber air melalui pendayagunaan sumber air dengan sarana dan prasarana pengairan secara efektip dan efisien, yang muaranya bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemamuran masyarakat. Memperhatikan hal tersebut dan melihat keterbatasan wilayah Bali Utara dari faktor klimatologi Pemanfaatan sungai sebagai sumber air untuk memenuhi berbagai keperluan dan kebutuhan akan air semakin meningkat sejalan dengan laju pembangunan sarana dan prasarana, kegiatan sektor industri serta sektor-sektor lainyadan hidrologi, dimana pada musim kemarau banyak sungai yang kering, maka salah satu pilihan untuk memanfaatkan potensi sumber air yang ada adalah dengan membuat penampungan dan pengendalian aliran di musim penghujan agar dapat dimanfaatkan hingga musim kemarau. Dengan dibangunnya Bendungan ini maka akan timbul dampak-dampak terhadap lingkungan, oleh karena itu diperlukan tahap identifikasi dampak lingkungan dengan melakukan penyusunan laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. Penyusunan laporan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan akibat dibangunnya Bendungan Titab Kabupaten Buleleng mulai dari tahap Pra konstruksi, tahap konstruksi, dan Pasca konstruksi, sehingga dengan teridentifikasi semua dampak dapat segera dilakukan upaya pengelolaan untuk mereduksi dampak yang terjadi. Untuk mengetahui keefektifan pengelolaan dampak lingkungan dapat dilakukan pemantauan oleh pihak-pihak yang berwenang, seperti konsultan pengawas, kontraktor, pemrakarsa dan pihak desa terkait.
UNDERSTANDING VERTICAL HOLINESS AS A RECEIVED BUSINESS ON UNDERPASS DEVELOPMENT I Made Sastra Wibawa; I Wayan Redana; Putu Alit Suthanaya; Ngakan Made Anom Wiryasa
International Journal of Engineering and Emerging Technology Vol 5 No 1 (2020): January - June
Publisher : Doctorate Program of Engineering Science, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/IJEET.2020.v05.i01.p10

Abstract

Development efforts in the vertical direction should have been better than in the horizontal direction which only requires land to the side. The emergence of new ideas certainly raises the pros and cons, most local geniuses are vertical purity, the compilation passes under the terraced infrastructure there is a feeling of flare/fatigue because it is bypassed by people. The aim of the study is to reveal the vertical relationship with the design of underpasses, and how community acceptance of underpass construction. The methodology used is complicated through interviews with Hindu scholars, Bali, which are then used as a basis for further observation for shareholders so that questionnaires can be prepared. The results of the questionnaire are data of the relationship between vertical and attitude of community acceptance towards underpass development. The data obtained were analyzed by Logistic Regression. The results of the study of vertical simplicity are local wisdoms that need to be discussed and agreed in this modern era. Furthermore, the results of the analysis show that there is a relationship between vertical purity and uneven plot intersection height, as evidenced by the acceptance of the hypothesis at the significance level ? = 0.05. The results of the analysis show "significance <?" or (0.033 <0.05), this means vertical purity, which means significant effect on underpass height design. Alternative designs also need to reduce underpass differences. Invitations are made very necessary as a legal umbrella for the design and manufacture of underpasses. Keywords: Vertical purity, underpass, cemer/leteh, alternative design.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN EMBUNG UNTALAN II DI KABUPATEN KARANGASEM DENGAN METODE FISHER DAN DEVIS I Made Tapayasa; I Made Anom Santiana; I Made Sastra Wibawa; I Wayan Suasira; I Gusti Ngurah Eka Partama
Jurnal Teknik Gradien Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v14i1.837

Abstract

Dusun Untalan merupakan salah satu Banjar Dinas dari Desa Jungutan dengan jumlah penduduk terus mengalami peningkatan. Desa Jungutan memiliki dengan jumlah penduduk 7.559 jiwa pada tahun 2019, sedangkan Dusun Untalan pada Bulan Agustus 2020 memiliki jumlah penduduk 537 jiwa atau 129 Kepala Keluarga. Desa Jungutan termasuk dalam desa yang rawan kekeringan ketika musim kemarau, hal ini menjadikan penyediaan air bersih menjadi sangat penting. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih, Balai Wilayah Bali-Penida dibawah Kementrian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat menindak lanjuti usulan masyarakat dengan merencanakan dan merealisasikan Pembangunan Embung Untalan II yang berlokasi di Desa Jungutan Bebandem, Karangasem. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengevaluasi parameter lingkungan yang terkena dampak terhadap lingkungan akibat pembangunan, (2) mengevaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pelaksanaan proyek. Metode yang digunakan adalah melakukan wawancara dengan pihak terkait serta observasi langsung ke lapangan. Hasil penelitian ini yaitu pada pra konstruksi parameter lingkungan yang terkena dampak yaitu kesempatan kerja, konflik sosial dan persepsi masyarakat, sedangkan pada saat pelaksanaan konstruksi pengelolaan dan pemantauan lingkungan kurang baik dimana saat pembebasan lahan harusnya pemerintah melakukan pembayaran terhadap lahan yang digunakan sesuai dengan NJOP yang berlaku di kawasan tersebut. Adapun saran dari penelitian ini yaitu pemerintah seharusnya memantau dan mengevaluasi pelaksanaan proyek.
THE CONCEPT OF VERTICAL SANCTITY IN ENVIRONMENTALLY FRIENDLY STORE BUILDING DESIGN I Made Sastra Wibawa; Shinta Enggar Maharani
International Journal of Applied Science and Sustainable Development (IJASSD) Vol. 4 No. 1 (2022): International Journal of Applied Science and Sustainable Development (IJASSD)
Publisher : Unmas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.175 KB)

Abstract

The increasing population demands the provision of increased residential infrastructure as well. As a result of development in a horizontal direction, it causes land-use change. The concept of vertical development is rejected by some people because they feel cemer/leteh when they enter the lower floors, therefore an understanding of vertical sanctity is needed in the design of high-rise buildings. This study aims to reveal the relationship between vertical sanctity and high-rise building design, and public acceptance of high-rise building designs in an effort to realize environmentally-friendly residential infrastructure. The method used is interviews with stakeholders and input data from questionnaires so that it is known the relationship between vertical sanctity and high-rise building design. The results obtained are that there is a relationship between vertical sanctity and high-rise building design and that people accept a minimum vertical distance of sanctity that is applied in the design of high-rise buildings. It is hoped that this vertical sanctity concept can be worldwide and accepted by the international community.
PEMERDAYAAN PARA PETERNAK ULAT MAGGOT DIMASA PANDEMI COVID-19 Made Hendra Wijaya; I Made Sastra Wibawa; I Made Yoga Pratama
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 3 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.201 KB) | DOI: 10.36733/jadma.v3i1.4563

Abstract

Sejak munculnya suatu pandemi yang dinamakan pandemic covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia ini menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan, seperti permasalahan perekonomian, kesehatan dan pendidikan. Pandemi ini menyebabkan gelombang PHK yang besar dari berbagai sektor seperti yang dialami oleh salah satu dari warga masyarakat yang tinggal di salah satu wilayah provinsi Bali lebih tepatnya disuatu desa yang dinamakan Desa Bresela. Desa Bresela terletak di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Payangan, Provinsi Bali. Dilihat dari potensi wilayah desa Bresela dan sekitarnya yang banyak warganya yang memiliki ternak ayam sehingga salah satu warga masyarakat tersebut mempunyai suatu ide untuk mendirikan suatu kelompok UMKM yang bergerak dibidang pemerdayaan ulat maggot sebagai pakan ternak pengganti untuk menekan biaya pakan jadi. Ulat maggot ini bisa dikembangbiakan dengan sistem tumpeng sari dimana ulat maggot ini ditempatkan di bawah kandang ayam yang nantinya kotoran ayam tersebut akan di serap oleh ulat maggot ini dan nantinya ulat maggot ini ketika sudah waktunya panen akan diberikan ke ayam tersebut.
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PENCEGAHAN COVID-19 DI LINGKUNGAN BANJAR DEN-YEH, DESA PEGUYANGAN KAJA Ni Putu Widani Astuti; I Made Sastra Wibawa; Anak Agung Ayu Cintya Widiaswari
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 3 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.064 KB) | DOI: 10.36733/jadma.v3i1.4683

Abstract

Coronavirus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2 atau Virus Corona. Penyebaran COVID-19 dapat dikurangi dengan melakukan pencegahan, seperti menggunakan APD berupa masker bila sakit atau bila bepergian keluar rumah, meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat dan vitamin C, melakukan olahraga secara rutin, istirahat yang cukup dan menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain, serta mencuci tangan secara baik dan benar. Selain wajib mencuci tangan secara teratur kita juga harus disiplin menjaga kesehatan gigi dan mulut. Permasalahan yang muncul di Banjar Den-Yeh selama pandemi COVID-19, yaitu minimnya edukasi ke masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi COVID-19, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penggunaan dobel masker serta belum ada pemberian vitamin C kepada masyarakat. Program pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan, yaitu memberikan edukasi secara online menggunakan zoom meeting terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi COVID-19 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut paada masyarakat selama masa pandemi COVID-19, memberikan edukasi dan demonstrasi penggunaan dobel masker disertai pembagian masker bertujuan untuk mendapatkan perlindungan ekstra dalam mencegah COVID-19, dan pembagian vitamin C yang disertai dengan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh masyarakat. Metode yang digunakan, yaitu edukasi dan praktik. Hasil kegiatan ini yaitu masyarakat lebih paham cara menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, masyarakat mendapatkan proteksi ekstra dengan menggunakan dobel masker dan masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya menjaga daya tahan tubuhnya selama pandemi COVID-19.
KUAT TEKAN BETON YANG TERJADI AKIBAT PENGGUNAAN PECAHAN GENTENG DARMASABA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR I Made Sastra Wibawa; I Gede Angga Diputera; I Ketut Diartama Kubon Tubuh
Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 10 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Kurva Teknik
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.377 KB) | DOI: 10.36733/jikt.v10i1.2143

Abstract

The need for concrete as a construction material to support infrastructure development is still very large, this is because concrete is still believed to be a reliable material for building construction. The availability of concrete mixtures in nature is running low because it continues to be taken for development. Realizing this, it is necessary to innovate in the future to find materials as a substitute for sand and coral, which are decreasing in number. This research tried to use the tile fragments of Banjar Tegal, Darmasaba, as a substitute for some of the coarse aggregate needed in the concrete mixture. The purpose of this study was to determine whether the Banjar Tegal tile fragments qualify as a concrete mixture according to the grading requirements, and how much compressive strength occurs. Tile fraction samples were taken in Banjar Tegal, Darmasaba, Abiansemal, Badung, while the research was carried out at the Concrete Laboratory, Faculty of Engineering, Unmas Denpasar. Tests were carried out using cylindrical specimens of size 15 x 30 cm, the mixture was made in five treatments with 8 pieces of each treatment, and testing was carried out on 28 days old concrete. The results show that the Banjar Tegal tile fragments can meet the requirements of aggregate gradation as a concrete mixture, and according to the laboratory test results the compressive strength of the concrete still meets the requirements in accordance with the concrete plan, but a slight decrease is proportional to the percentage of replacement made. The complete results are P0 = 237.74 Kg / Cm²; P1 = 234.63 Kg / Cm²; P2 = 232.05 Kg / Cm².; P3 = 229.22 Kg / Cm²; P4 = 225.27 Kg / Cm². Thus, the tile fragments of Banjar Tegal, Darmasaba can be used as a substitute for some of the coarse aggregate in the concrete mixture.
Analisis Kinerja Struktur Gedung Dengan Analisis Pushover Pada Proyek Gedung Rektorat Universitas Mahasaraswati Denpasar I Made Sastra Wibawa; I Ketut Diartama Kubon Tubuh; Pande Putu Lingga Aditya Prawira
Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 10 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Kurva Teknik
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.901 KB) | DOI: 10.36733/jikt.v10i2.3001

Abstract

Evaluasi untuk memperkirakan kondisi struktur bangunan pada saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerjanya memuaskan pada saat terjadinya gempa, Salah satu tren dalam perencanaan bagunan tahan gempa yaitu perencanaan berbasis kinerja (performance-based design). Konsep dari perencanaan ini merupakan kombinasi dari aspek tahanan dan aspek layan, dimana perencanaan ini memanfaatkan teknik analisa non-linier berbasis komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai macam intensitas gempa, sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis. Penelitian ini mengambil studi kasus Gedung Rektorat Universitas Mahasaraswati Denpasar yang berlokasi di Jalan Kamboja, Dangin Puri Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Gedung ini memiliki ketinggian 20,40-meter dengan jumlah tingkat yaitu 4 lantai. Menurut peraturan SNI 1726:2012 fungsi Gedung ini ditunjukan sebagai fasilitas Pendidikan dengan kategori resiko II. Kinerja struktur dievaluasi melalui analisis statik non linier Pushover menggunakan software SAP2000. Untuk mengetahui tingkat kinerja suatu struktur bangunan sesuai dengan dokumen FEMA (Federal Emergency Management Agency) 356. Performance point dari analisis statik pushover berdasarkan metode koefisien perpindahan FEMA 356 diperoleh hasil target perpindahan (δT) pada arah X sebesar 0,178 m, kinerja yang diperlihatkan oleh struktur adalah Collapse Prevention (CP) dimana gedung hanya mampu menahan gaya gempa sebesar 3820,91 kN. Sedangkan hasil target perpindahan (δT) pada arah Y sebesar 0,168 m, kinerja yang diperlihatkan oleh struktur adalah Collapse Prevention (CP) dimana gedung hanya mampu menahan gaya gempa sebesar 3756,71 kN.