Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) PARIWISATA KOTA SANYA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA Krisno, Muhammad
JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Manajemen dan Kewirausahaan (In Press)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Budi Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71277/heck9p80

Abstract

Pariwisata Kota Sanya Provinsi Hainan, Cina, mengalami pertumbuhan pesat sebagai salah satu destinasi internasional unggulan, namun perkembangan ini juga menghadapi tantangan dalam hal komunikasi dan promosi di tengah perubahan perilaku wisatawan global yang semakin bergantung pada teknologi digital. Fenomena meningkatnya penggunaan media sosial sebagai sumber informasi utama wisatawan internasional menuntut strategi komunikasi yang adaptif agar citra destinasi tetap positif dan daya tariknya terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi yang diterapkan dalam pengembangan pariwisata Kota Sanya serta mengidentifikasi elemen-elemen bauran pemasaran 7P yang digunakan untuk menarik wisatawan mancanegara. Penelitian ini menggunakan metode Studi Lapangan Komprehensif dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara serta analisis dokumen kebijakan pariwisata dan materi promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi di Kota Sanya cukup efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan internasional. Produk wisata yang ditawarkan beragam dan khas, harga kompetitif didukung kebijakan bebas visa, serta aksesibilitas transportasi yang baik memperkuat daya tarik destinasi. Promosi dilakukan melalui media digital, influencer, dan kerja sama internasional yang konsisten membangun citra positif. Selain itu, keterlibatan masyarakat lokal (people), efisiensi layanan pariwisata (process), dan dukungan infrastruktur serta keaslian budaya lokal (physical evidence) semakin meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi komunikasi berbasis bauran pemasaran 7P menjadi kunci keberhasilan Kota Sanya dalam memperkuat daya saingnya sebagai destinasi wisata global yang berkelanjutan.
The Transformation of Crisis Communication in Indonesian Mass Media during the Post-Truth Era Krisno, Muhammad; Budiman, Dwi Aji; Al-Nahari, Yusra Hamed
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 11 No 2 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v11i2.8568

Abstract

This study aims to analyze how Indonesian mass media adapt to the communication crisis triggered by the post-truth era. Through a comprehensive literature review, it was found that both conventional and digital mass media in Indonesia are increasingly influenced by the dominance of opinion and emotion, which often replace factual information in the delivery of news. The post-truth era encourages media outlets to tailor their content to audience preferences, focusing more on sensational or emotionally charged news that aligns with personal beliefs, rather than presenting objective and verified information. A significant consequence of this shift is the widespread dissemination of hoaxes and misinformation, which are frequently published without adequate verification processes. Despite efforts by media outlets to adopt technological solutions and collaborate with fact-checking organizations, the spread of misinformation remains challenging to control. This study also highlights the ongoing shift in media communication strategies, which, although boosting audience engagement, increases the risk of sensationalism and the distribution of inaccurate information. Public trust in Indonesian mass media remains low, particularly among younger audiences who are heavily exposed to information through social media, which further exacerbates the communication crisis. The study concludes that the post-truth phenomenon contributes to growing social polarization, requiring a more holistic approach to address these issues. Collaboration between media organizations, the government, and society at large is essential to improving digital literacy and effectively combating the spread of misinformation.